Minggu, 09 Oktober 2011

Gara-Gara Telepon Si Anjing

Jam 7 pagi gw di telfon si anjing. Karena masih ngantuk dan sepertinya terbaca si anjing ditutuplah telfon itu. Karena nggak bisa tidur lagi bangunlah gw terus nyalahin teve dan mencari chanell yang diperintahkan si anjing.



Ternyata ada naïf disitu, nggak lengkap sih, Cuma ada emil dan jarwo aja. Mereka sedang membahas album terbaru naïf yang kata emil satu-satunya album paling jujur karena direkam secara live saat naïf manggung di satu tempat di Jakarta, tanpa ada tambalan apapun di dalam musiknya dan direkam dari detik pertama dimulai sampai tepuk tangan terakhir.

Tapi gw nggak akan membahas Naif yang udah keren & bisa mempertahankan idealisme mereka dalam bermusik. Gw lebih tertarik sama host acara itu, satu cowok & satu cewek. Gw tertarik sama yang cewek *laki-laki normal gw*, tapi tertarik bukan karena rasa ketertarikan antara makhluk berbeda jenis kelamin, bukan rasa tertarik karena nafsu manusiawi, melainkan karena host cewek yang bernama Jill itu adalah mantan *atau masih?* vokalis band hardcore dari jakarta yang bernama Step Forward. Tapi lagi, gw nggak akan ngebahas jill atau step forwardnya.



Yang ingin gw tulis adalah apa yang dilakukan jill saat ini ketika tidak aktif lagi di step forward *atau masih aktif tapi vakum?* nggak tahulah gw, kurang update.



Anyway *bener nggak spellingnya?*, setau gw yang nggak tahu apa-apa nih, band-band indi label atau underground dari luar seperti Terror, BDM, Biohazard, Donny Brook, Bane, Himsa, etc, sampe band-band lokal semacam Forgotten, Puppen (RIP), Jeruji, xManusiaBuataNx, Domestik Doktrin, termasuk Step Forward dll itu punya attitude dan idealisme yang tinggi. Hal ini tergambar dari lirik-lirik mereka yang cenderung sarkastik, meneriakan kritik sosial, tentang Tuhan, tentang cinta dan orang yang lemah karenanya, anti pemerintahan, anti politik busuk, anti aparat sampe anti supir angkot yang ugala-ugalan. Musik mereka kenceng dan dipenuhi distorsi dari awal sampe akhir mengisyaratkan mereka orang-orang yang tangguh, punya sikap dan tidak mudah terbawa arus. Sesuai dengan pendapat Ady Forgotten “Attitude dan musik tidak dapat dipisahkan, keduanya berperan sama penting di dalam memberikan pengaruh pembentukan karakter sebuah band. Pada akhirnya akan sangat mempengaruhi corak dan warna dalam berkarya”.

Kembali ke attitude dan idealisme, dua hal tersebut biasanya diterapkan oleh band-band itu dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sampai kadang mereka susah sendiri karena biasanya orang-orang seperti itu nggak mau bekerja untuk pemerintah, para kapitalis yang suka membodohi rakyat dan bidang-bidang lain yang dipenuhi para hipokrit.

Tapi seharusnya karena sikap seperti itulah mereka dihormati dan didengarkan, bukan dianggap berandalan kurang kerjaan dan makhluk-makhluk liar. Toh kalaupun mereka terkesan berandal dan liar, mereka mampu menghidupi diri sendiri dengan cara mereka sendiri. Selain itu mereka memilih jalan hidupnya seperti itu karena rasa jenuh terhadap lingkungan, orang-orang, tayangan teve yang nggak mutu dan lain sebagainya.



Terus apa hubungannya sama Jill? Secara eksplisit nggak ada sih, iseng aja gw mah, kan biar bisa nulis, ya nggak ‘jing?

Gw Cuma berharap jangan sampe jill ikut-ikutan kaya orang lain yang ingin terkenal. Mudah-mudahan jill nggak tergoda untuk main sinetron dan melupakan idealismenya (kaya tau aja gw!!), karena kau bisa hebat dan terkenal tanpa main sinetron Jill!! Hidup Jill…!!!!



Keep rockin’ with a hard distortion all of you!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar