Minggu, 09 Oktober 2011

Gara-Gara Telepon Si Anjing

Jam 7 pagi gw di telfon si anjing. Karena masih ngantuk dan sepertinya terbaca si anjing ditutuplah telfon itu. Karena nggak bisa tidur lagi bangunlah gw terus nyalahin teve dan mencari chanell yang diperintahkan si anjing.



Ternyata ada naïf disitu, nggak lengkap sih, Cuma ada emil dan jarwo aja. Mereka sedang membahas album terbaru naïf yang kata emil satu-satunya album paling jujur karena direkam secara live saat naïf manggung di satu tempat di Jakarta, tanpa ada tambalan apapun di dalam musiknya dan direkam dari detik pertama dimulai sampai tepuk tangan terakhir.

Tapi gw nggak akan membahas Naif yang udah keren & bisa mempertahankan idealisme mereka dalam bermusik. Gw lebih tertarik sama host acara itu, satu cowok & satu cewek. Gw tertarik sama yang cewek *laki-laki normal gw*, tapi tertarik bukan karena rasa ketertarikan antara makhluk berbeda jenis kelamin, bukan rasa tertarik karena nafsu manusiawi, melainkan karena host cewek yang bernama Jill itu adalah mantan *atau masih?* vokalis band hardcore dari jakarta yang bernama Step Forward. Tapi lagi, gw nggak akan ngebahas jill atau step forwardnya.



Yang ingin gw tulis adalah apa yang dilakukan jill saat ini ketika tidak aktif lagi di step forward *atau masih aktif tapi vakum?* nggak tahulah gw, kurang update.



Anyway *bener nggak spellingnya?*, setau gw yang nggak tahu apa-apa nih, band-band indi label atau underground dari luar seperti Terror, BDM, Biohazard, Donny Brook, Bane, Himsa, etc, sampe band-band lokal semacam Forgotten, Puppen (RIP), Jeruji, xManusiaBuataNx, Domestik Doktrin, termasuk Step Forward dll itu punya attitude dan idealisme yang tinggi. Hal ini tergambar dari lirik-lirik mereka yang cenderung sarkastik, meneriakan kritik sosial, tentang Tuhan, tentang cinta dan orang yang lemah karenanya, anti pemerintahan, anti politik busuk, anti aparat sampe anti supir angkot yang ugala-ugalan. Musik mereka kenceng dan dipenuhi distorsi dari awal sampe akhir mengisyaratkan mereka orang-orang yang tangguh, punya sikap dan tidak mudah terbawa arus. Sesuai dengan pendapat Ady Forgotten “Attitude dan musik tidak dapat dipisahkan, keduanya berperan sama penting di dalam memberikan pengaruh pembentukan karakter sebuah band. Pada akhirnya akan sangat mempengaruhi corak dan warna dalam berkarya”.

Kembali ke attitude dan idealisme, dua hal tersebut biasanya diterapkan oleh band-band itu dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sampai kadang mereka susah sendiri karena biasanya orang-orang seperti itu nggak mau bekerja untuk pemerintah, para kapitalis yang suka membodohi rakyat dan bidang-bidang lain yang dipenuhi para hipokrit.

Tapi seharusnya karena sikap seperti itulah mereka dihormati dan didengarkan, bukan dianggap berandalan kurang kerjaan dan makhluk-makhluk liar. Toh kalaupun mereka terkesan berandal dan liar, mereka mampu menghidupi diri sendiri dengan cara mereka sendiri. Selain itu mereka memilih jalan hidupnya seperti itu karena rasa jenuh terhadap lingkungan, orang-orang, tayangan teve yang nggak mutu dan lain sebagainya.



Terus apa hubungannya sama Jill? Secara eksplisit nggak ada sih, iseng aja gw mah, kan biar bisa nulis, ya nggak ‘jing?

Gw Cuma berharap jangan sampe jill ikut-ikutan kaya orang lain yang ingin terkenal. Mudah-mudahan jill nggak tergoda untuk main sinetron dan melupakan idealismenya (kaya tau aja gw!!), karena kau bisa hebat dan terkenal tanpa main sinetron Jill!! Hidup Jill…!!!!



Keep rockin’ with a hard distortion all of you!!!

Gara-Gara SMS (Chapter II)

Selasa, Syawal hari ke 14 1429 Hijriah. Gw turun gunung, mengunjungi beberapa tempat. Tujuan terakhir adalah Video Ezy Jalan Baru yang panas. Kebetulan temen gw kerja di sana, sekalian silaturahmi *padahal sering ketemu*.



Temen yang ‘sama’ sms lagi

“Ngapain?” katanya

Gw jawab “Gi di prmptan Jeddah” *Punten mang* hehehehe

“Goblog!” itu balesan dia.

Nggak gw bales karena gw sibuk milih film.

“Ngapain di per4an Jeddah?” dia sms lagi

Gw sms balik “Nongkrong sambil umroh. Panas!”

“Skalian umrohin gw ya” tulisnya lagi.

Selanjutnya gw lupa kami bahas apa. Yang gw inget waktu dia nanya

“Suka nonton film apa?”

“Apa aja gw suka. Tergantung mood nya. Sekarang gi pgn mikir ma liat settingan tmpt yg yg indah”

“Dah liat Into The Wild?”

“Blm. Td smpt pgang tp di smpn lg”. Padahal itu film udah gw masukin tas *sorry bohong!*.



Selanjutnya dia ngasih sedikit gambaran tentang film itu dan merekomendasikan satu film lagi, film animasi tentang lebah.

Akhirnya pulangah gw dengan film The Locals *film nggak bagus tapi bikin sedikit mikir*, Premonition nya Sandra Bullock & tentu saja Into The Wild, film lebahnya?buat lain kali, jadi bisa silatrahmi lagi dan pinjem film gratis lagi.



Sampe rumah langsung gw tonton Into The Wild tapi kepotong magrib sama tahlilan *penting nggak gw tulis?*.

Selesai gw nonton film itu, gw jadi pengen pergi kaya si Chris Mcandlles *tokoh utama Into The Wild*. Kenapa?



Karena ……

Into The Wild bercerita tentang seorang anak muda *chris tadi itu* berusia 21 tahun yang hidupnya sangat berkecukupan *bokapnya kerja buat NASA*, pintar, punya adik yang dia sayangin, orang tua yang nggak harmonis dan dia jenuh. Jenuh sama orang tua (parents), hipokrit, politisi dan orang-orang lain yang dianggap selalu menyakiti sesamanya. Intinya dia jenuh sama semuanya dan ingin menghindari masyarakat.

Singkat cerita, setelah kuliahnya di Emory Unoversity selesai dia memutuskan pergi bersama datsun tuanya. Tabungan dia yang berjumlah lebih dari 20 ribu dollar US diberikan untuk amal *nggak semua si, sisanya dia bakar*. Tujuan utama Alexander Supertramp *chris mengganti namanya sendiri* adalah Alaska dan dia memang berhasil sampai kesana, malah meninggal disana juga.



Nah…gw jadi berandai-andai bisa mengalami pengalaman si chris itu. Serunya jalan kaki sendirian, maen kayak disungai & laut, menyeberang sampe negara tetangga, naik kereta barang secara sembunyi-sembunyi, digebukin security, ketemu para backpackers, tidur di jalan, bukit, hutan & goa, nulis di malam hari tentang semua yang pernah dilewatin dengan cahaya seadanya, melakukan apa aja buat makan, kerja serabutan, berburu, mancing dengan cara konservatif, menemukan teman & keluarga baru, makan tumbuh-tumbuhan yang ada di bukit & gunung sampe akhirnya mati keracunan, pokoknya benar-benar berpetualang.



Tapi ada beberapa pertanyaan di pikiran gw, mungkin nggak, ada orang di negeri kita ini ngasih tumpangan secara cuma-cuma tanpa ada maksud lain?Mungkin nggak jalan-jalan atau tidur di jalanan dengan aman? Mungkin nggak ada orang yang baru kita kenal ngasih kerjaan tanpa pake lamaran? Mungkin nggak melakukan semua itu dengan perasaan nyaman tanpa ada rasa takut, dan tanpa modal awal *uang*? Mungkin nggak keinginan berpetualang seperti si chris itu terealisasi di Indonesia?

Mungkin nggak?



FYI, Into The Wild itu kisah nyata!!

Gara-Gara SMS (Chapter I)

Harinya gw lupa, tanggalnya juga lupa. Yang pasti di pagi hari, temen gw sms yang isinya kurang lebih begini.

“ Ada kuis ni di radio, pertanyaanya, setuju ngga sama program yustisi di Jakarta?atau punya cara lain?” *maaf kalo nggak lengkap*

Gw bales “Program yustisi itu apa?”

Dia jawab “ Operasi KTP untuk mengurangi pendatang gelap di Jakarta. Jadi yang nggak punya KTP sama pekerjaan dipulangin kekampungnya”

“SETUJU!!” Gw bales lagi.

Percakapan lewat sms itu terus berlanjut sampai keluar makian buat bangsa sendiri. Gara-garanya gw bilang orang-orang yang datang ke Jakarta itu ngga pernah nonton teve. Temen gw bales, mereka nonton tapi ngga nonton berita, nontonnya sinetron. Gw bales lagi pemerintah harusnya bikin RUU larangan menayangkan sinetron, RUU Anti Pornografi udah di buat, walaupun belum terealisasi. Kenapa nggak sekalian bikin larangan untuk menayangkan sinetron di teve yang udah jelas-jelas ngga ngasih pelajaran apapun buat penontonnya. *kalau ada pelajaran yang bisa diambil tolong kasih tau gw lewat sms ke no 08569005973, atau lewat blog ini juga boleh*.

Kembali ke sinetron, banyak efek negatif yang disebabkan sinema elektronik itu. Salah satunya banyak “Bintang-bintang” baru yang masih dibawah umur, bahkan masih bayi. Mungkin karena iming-iming materi yang melimpah orang tua si “bintang” tersebut mengizinkan anaknya untuk diperbudak orang-orang kapitalis pembuat sinetron. Si orang tua nggak perduli dengan anak-anak yang harusnya masih bersenang-senang di dunia mereka yang sederhana, malah di jadikan “barang dagangan” demi kepuasan dirinya sendiri. Mereka mengambil keuntungan dari makhluk kecil yang belum tau apa-apa. Kalau ada pertanyaan untuk mereka *orang tua* yang berbunyi “Nggak kasihan pak/bu sama anaknya? Mungkin mereka kecapean…dst. Jawabanya kurang lebih “ Kami ingin menerapkan kebiasaan bekerja keras sejak mereka masih kecil, toh anak kami juga merasa senang bla bla bla…”. Ya iyalah mereka bersenang-senang namanya juga anak kecil, isi pikirannya cuma 3 hal bermain, bermain, dan bermain dalam hal & kegiatan apapun. Apalagi mereka diracun dengan kata-kata yang berisi mimpi-mimpi indah *muluk* dari orang tuanya, tergodalah si anak dan terjun ke lembah berkabut yang di sebut sinetron. Padahal sebelum mereka menikmati mimpi indah itu *anak atau orang tuanya yang menikmati?* mereka harus melakukan permintaan *perintah yang diperhalus* sang sutradara, ngga perduli panas, hujan, kena angin malam, bahaya di jalan, etc. Singkatnya mereka mengerjakan hal yang seharusnya belum mereka lakukan *bisa disebut diperbudak nggak sih? atau eksploitasi anak? berapa banyak waktu yang terbuang di masa kecil? bisa dibenarkan nggak? terus yang salah siapa? * Pikir aja sendiri.



Disukai atau tidak, diakui, tidak diakui sinetron sudah menjadi tontonan wajib di Negara kita (khususnya ibu-ibu dan gadis remaja). Para penikmat sinetron itu tersihir oleh produk buatan klan India itu. Mereka memuja pemainnya, menjadikan bahan pembicaraan jalan cerita sinetron dengan sinetron maniak yang lain, mencoba menerapkan kehidupan sinetron dalam kehidupan nyata, dan yang paling parah mereka menjadi artis wannabe. Mending kalo jadi artis *tapi gw kurang setuju pemain sinetron disebut artis*, kalau nggak kesampaian? mereka jadikan anak mereka sendiri sebagai objek menuju keinginan yang tertunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan itu.. Akhirnya.. yaaa kembali lagi ke tulisan diatas.

Contoh lain …

Ada seorang ibu muda yang ingin sekali masuk teve *bukan masuk ke dalam teve lewat layar atau buka tutup belakangnya yah*, kaya dan terkenal seperti para pemain sinetron itu. Tapi karena kurangnya modal dan bakat akhirnya dia bekerja dikantor kelurahan di daerah tempat tinggalnya. Sekarang ibu muda itu punya anak, masih bayi, belum genap setahun. Si bayi selalu diajak nonton sinetron bareng atau melototin reality show nggak jelas yang sedang menjadi tren di stasiun teve Indo. Sambil nonton si ibu muda berkata “nanti kalau ade sudah gede, ikutan ‘acara’ itu yah. Belajar nyanyi sama akting, terus nanti ade maen sinetron kaya tante eva *saudara suaminya yang jadi pemain sinetron beneran*. Kaya baim *anak kecil korban keinginan orang tua juga sepertinya*. Nanti ade terkenal, ayah sama ibu juga ikut senang”. *jelaskan senang!!*.

Jijik banget gw denger omongan kaya gitu *terpaksa denger karena deket sama gw, terpaksa deket karena harus, harus karena gw kenal ibu muda itu*

Apa jadinya kalau si ibu muda tersebut benar-benar memaksakan kehendak sama anaknya nanti? Atau sekarang ini anak nggak punya hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri sehingga harus mengorbankan masa indah mereka demi mengejar keinginan orang tua?.



Mungkin kejadian seperti itu tidak akan ada kalau tidak ada sinetron, tidak ada acara-acara yang mementingkan keuntungan sang pemilik PH & pembuatnya saja. Tidak akan ada anak yang harus bekerja di saat mereka harusnya masih bermain kalau pihak yang berwenang lebih perduli terhadap masa depan masyarakat luas bukan isi kantong, perut, rumah & keinginan mereka saja. Mungkin…

Cerita Kita

Gw masih inget pertama kali ‘keluar’ dari rumah, jam 7 pagi udah sampe kampus, langsung ke radio. Kampus masih sepi sangat, lagi dengerin musik eron datang. Terus dia nanya

“Ngapain lo pagi-pagi disini?”

Gw jawab dengan pertanyaan

“Nah lo ngapain?”

“Gw lagi males di rumah”

“Sama dong..”

Curhatlah kita dengan di iringi musik di radio sastra yang beberapa waktu kemudian di bongkar sama struktural keparat karena dianggap jadi sarang ‘kejahatan’. Sekarang jadi kantin punya mantan dekan katanya.

Inget nggak lo?

Gw masih inget sore harinya waktu anak-anak udah pulang. Lo nanya ron

“Tidur dimana kita?”

“Nggak tau”. Kata gw

Ternyata di denger si andri sang senior

“Nggak pada pulang lo berdua?” kata andri

“Nggak” lo jawab ron.

“Ya udah tidur di kosan gw aja”

Akhirnya kita berdua dibawa ke kosan andri, tapi nggak tidur di sana. “Sempit” kata andri *aneh*. Di bawalah kita ke kosan badri & bembem. Kita menetap disana sampe beberapa bulan

Masih inget nggak lo?

Gw masih inget waktu ngumpulin anak-anak angkatan kita di ruang berapa itu yah? Pokoknya sekarang jadi Lab Kesenian. Gara-gara kita ngeliat kamar mandi cowok yang nggak ada kuncinya kita berniat untuk demo *sok tau banget, padahal masih semester awal* hehe. Waktu eron orasi di depan anak-anak itu gw buka pintu untuk ngeliat keadaan, ternyata PD III lagi ngintip di pintu. Hahahahaha… untung kita nggak di apa-apain.

Masih inget nggak lo semua?

Gw masih inget pertama kali kita bikin acara karena di suruh *atau dikerjain* sama senior radio. Dikasih modal 25 ribu perak. Rapatlah kita dan tercetus untuk menggelar acara akustik. Alatnya? Karena dana nggak memungkinkan kita pinjem kesana sini, anehnya orang-orang itu ngasih pinjem. Si jay sampe muntah-muntah gara-gara kecapean. Tapi acara sukses hahahahahaha….

Masih inget nggak lo semua?

Gw masih inget waktu gw jalan kaki dari kampus terus keliling kebun raya sampe ke rumah gw di ciapus. Di tengah jalan gw marahin bonzat karena ngikutin, padahal dia khawatir sama gw. Maafnya zat…. Semua gara-gara gw putus sama upik. Goblok!!! Hahahaha..

Masih inget nggak lo?

Gw masih inget waktu bulan puasa dikosan, 3 kali puasa yah kita disana. Kita jarang tidur kecuali rohman sama adhit yang jarang nginep kalo lagi puasa.

Jam 2 pagi kita nonton Vincent & desta. Setengah 3 sahur di warung depan kosan, kalo nggak masak Indomie pake kompor totem. Jam 5 baru tidur. Paginya, kita ke kampus. Totem masih tidur, bangunnya nanti jam 5 sore. Kata Adhit “Enak banget lo tem, puasa Cuma 1 jam…”

Udah deket waktu magrib yang punya duit sibuk beli makanan, yang nggak punya duit sibuk nebeng ke yang punya duit. Terus kita buka puasa bareng, rame banget. Malemnya maen remi sampe waktu sahur, kadang kita suka di tegur RT setempat karena terlalu berisik. Hehehe

Masih inget nggak lo semua?

Gw masih inget anwar yang selalu diperintah untuk bikin kopi, kalo dia nolak, kita teriak “Senior nih!!”, anwarpun melaksanakan tugasnya dengan terpaksa dan menggerutu. Hahahahaha. Ada lagi eko yang bete sama mitra, gw selek sama adhit sampe berbulan-bulan *pengalaman paling nggak enak seumur hidup gw*. Totem baker jaket sama sepatu yang masih bagus karena marah sama seseorang. Isal juga pernah mental sebentar.

Masih inget nggak?

Gw masih inget waktu tsunami di aceh, kita ngecrek di jalan, dari tajur sampe cibinong. Sehari kita bias dapet 10 juta lebih. Rohman bilang “Enak banget kerja begini”. Hampir seminggu kita di jalan, kulit kebakar sampe merah terus item. Tapi nggak ada yang ngeluh, cewe-cewenya pun asik-asik aja. Dari hasil ngecrek kita dapet lebih dari 50 juta, tapi kecewa waktu denger berita yang dikirim lewat metro tv cuma 11 jutaan. Sisanya kemana?! Dan kenapa bukan salah satu dari kita yang berangkat, malah dari himpunan. Marahlah kita, apalagi mitra.

Masih inget nggak?

Gw masih inget slogan kita dulu

“MENGGANTUNGKAN HIDUP PADA ACARA”

Masih inget nggak?

Gw masih inget kata-kata isal

“Anak-anak tiap hari begadang, tidur di lantai, malah ada yang di teras kosan karena di dalam penuh, makan nggak teratur. jarang malah, tapi ko nggak ada yang mati yah?”

Hahahahaha isal..isal..

Masih inget nggak?

Gw masih inget waktu acara basket kita tidur di sastra 2 minggu penuh. Nggak ada kata pulang dan kuliah, yang ada cuma acara, acara, acara.

Malem ke berapa gw lupa, totem minta yang anget-anget *maksudnya bir, arak atau apapun itu* sama bambang. Eh malah dibawain bandrek sama ketua BEM kita itu. Polosnya orang orang itu hahahaha..Terus tengah malam adhit kriting sama uban lari keliling lapangan tanpa berpakaian *Cuma celana dalem doang*, ada yang nyeletuk ‘sindrom acara’.

Masih inget nggak?

Gw masih inget ide-ide totem yang revolusioner. Bikin baliho dari bilik dan cat, bikin kolam di ruang mashudi dan gedung bosbow lengkap dengan air mancurnya, spanduk dari daun kelapa *kepikiran nggak tuh?* dan masih banyak lagi. Sebagian ditiru sama anak MIPA & himpunan, tapi masih kerenan punya kita.

Masih inget nggak?

Gw masih inget waktu mitra di taksir sama a ino yang gay, tapi setelah liat mitra secara live a ino jadi naksir isal..*mitra selamat karena mukanya ancur* hahahaha

Masih inget nggak?

Gw masih inget waktu the glans maen di Jakarta, adhit ngajak gw, mitra, arul & itoy kesana pake mobil irma. Baru sampe tol di depan terminal baranangsiang mobilnya mati. Mitra turun dan dorong mobil sendirian, dia nggak pake baju dan alas kaki. Sambil lari-lari ngejar mobil yang udah jalan dia teriak “Aing kos nu gelo!!!” hahahaha. Nyampe sih ke Jakarta tapi waktu mau pulang mobilnya mogok lagi, ternyata akinya harus ganti, karena udah malem kita terpaksa nunggu sampe matahari muncul. Tidurlah di pinggir jalan yang banyak nyamuk & baunya minta ampun. Cuma mitra yang tidur dengan nyenyak, dasar badak!!

Masih inget nggak?

Gw masih inget waktu nganterin wenti pake mobil fakultas yang kita pinjem untuk acara. Waktu itu gw yang bawa, semua yang di belakang panik karena gw belum bisa bawa mobil. Banyak celetukan yang gw denger,

“Ati-ati cong”

“Santai we”

“Berdoa dulu”

“Gw percaya ma lo”

“Awas-awas”

“Setan”

“Anjing”

“Liat Kanan kiri”

“Woyyy”

“Astagfirullah”

“Hampir-hampir”

“Alhamdulillah ya Allah”

Hahahahaha goblok!! Cuma mitra doang yang keliatan santai, tapi kayanya dia juga takut soalnya banyak diem.

Masih inget nggak?

Gw masih inget cerita kekonyolan adhit, cerita waktu dia parkirin sepeda kumbangnya di meja guru sampe akhirnya di skors dan pindah sekolah. Adhit waktu cengin bu tami sampe si ibu kesel tapi akhirnya ketawa, adhit yang turun dari motor waktu berhenti karena lampu merah di deket SMA I, lalu dia berolah raga ria. Pemakai kendaraan lain pada ngeliatin, gw cuma senyam-senyum teu puguh. Adhit yang cengin polisi. Adhit yang banyak di benci sekaligus di kangenin orang-orang. Adhit yang jago moto, Adhit yang nggak ada matinya.

Masih inget nggak?

Gw masih inget waktu kita nengokin mamay di PMI. Papan nama yang ada di tempat tidur pasien di coret-coret sama adhit, nama dokternya diganti jadi nama dia. Kita nggak bawa apa-apa, malah makan makanan si mamay yang lagi sakit. Isi kulkasnya di kuras, sebagian di bawa pulang sama kita. Ancur, nggak punya malu hahahaha

Masih inget nggak?

Gw masih inget waktu wenti sakit dan dirawat di azra. Adhit bilang “Susah kalo orang kaya, dehidrasi doang sampe dirawat di kelas I”.

Di azra gw ma adhit maenin kursi roda, gw duduk di kursi itu terus di dorong sama adhit sampe ujung lorong, terus gantian sampe dimarahin satpam. Nggak ada dewasa-dewasnya hahahaha. Tambah lagi adhit ‘mengoreksi’ peraturan yang ada di pintu kamar dan ditambahin beberapa poin sama dia. Ancur!!! Terus kita foto-foto di kamar mandi yang menurut kita bagus. Hahahaha…

Masih inget nggak lo?

Gw masih inget hobi kita dulu, nginep di RS. Kalo ada temen atau keluarganya yang sakit adhit kalo ngga rohman telfon gw “Cong, ada proyek nih” hahahaha. Mitra kita ajakin nginep di ‘Hotel’ gratis itu & diapun ketagihan. Malah, nggak ada orang sakitpun gw sama mitra suka tidur di rumah sakit. Seru!!!

Masih inget ngak?

Gw masih inget waktu kita tidur di auditorium karena ada acara. Pagi-pagi kita ngopi di sastra terus mitra datang sambil ngomel karena ditinggalin sendirian di audit dan waktu melek dia dikelilingin ibu-ibu yang lagi senam, dia bilang “Anjing lo semua!”. Kita ngakak doang. Hahahahaha…

Masih Inget nggak?

Lo semua emang goblok, bego, nggak sekolah, baik hati, nggak punya malu, nggak punya otak, tapi gw cinta. Masih banyak hal lain yang gw inget, tapi nggak akan cukup dituangkan disini *sebenernya cukup, gw nya aja cape!!*.

Tolong jangan ada yang protes setelah membaca tulisan ini. Tolong jangan ada kata-kata “Ah masa lalu masih di inget-inget aja bla bla bla…”.

Terserah gw dong!! Ini romantisme gw yang tidak akan gw tuker sama apapun di dunia yang ada sekarang. Ini memoar masa jaya gw sama kawan-kawan saudara *aneh kan tuh bahasanya* gw di sastra pakuan bogor. Kalo masih ada yang protes atau nggak suka atau berpikiran gw orang yang stuck di masa lalu dan nggak mikir ke depan, akan gw anggap orang itu nggak punya masa lalu yang indah karena nggak punya temen, nggak seperti gw yang kaya akan temen & orang yang sirik/iri hati sama gw.

Biarlah Allah yang membalasnya. Aminn…

Semua ini untuk adhit, untuk rohman, untuk mitra, untuk totem, untuk isal, untuk eko, untuk arul, untuk itoy, untuk ardi, untuk eron, untuk adit kriting, untuk uban, untuk bambang, untuk idon, untuk anwar, untuk bonzat, untuk wenti, untuk mia, untuk rina, untuk sastra, untuk radio beserta penghuninya, untuk bem, untuk kampus pakuan, untuk kosan aira, untuk bogor, untuk semua yang merasa.

O V I

Ovi adalah jalan yang sangat panjang,

Berkelok kelok bagaikan tanpa batas

Adalah racun yang mengisi kerapuhan

Memabukkan seperti minuman keras

Mematikan saraf dan perasaan

Ovi adalah karma kehidupan

Terkadang menyenangkan,

Seringkali menyakitkan

Ovi adalah ketika pertanyaan dan kesedihan bersatu

Menyapu setiap ruang sempit

Mencari celah untuk menyakiti, menusuk,

Kemudian membunuh secara pelan-pelan

Ovi itu tak kasat mata

Hanya tulisan dan suara

Bermain dalam kepala

Lalu mengiris hati yang sedang terluka

Ovi adalah mahluk malam

Mengganggu tidur seseorang

Adalah binatang haram berkaki empat

Menggeram kepada setiap pengguna jalan

Ovi itu tsunami…

Tetapi…

Ovi adalah cinta,

Mengisi sumsum dengan pikiran ceria

Menggelitik rusuk manusia

Memaksa setiap tetes air mata,

Untuk jatuh lalu dia tersenyum

Ovi dan puisi adalah sama

Rumit…tidak tertebak melayang-layang

Indah adalah pasti

Keutamaan puisi serta ovi

Ovi berkehendak sendiri

Tidak mengenal peraturan atau keluarga

Hanya dirinya dan dunia

Ovi adalah cahaya,

Lentera yang membimbing mata

Membawa raga ke alam suram yang bahagia

Ovi adalah tongkat orang buta

Rumah untuk tuna wisma

Telinga mahluk tuna rungu

Oasis dalam dunia autis

Ovi itu guru bagi umatnya

Ovi tiba-tiba terdiam

Sedetik kemudian dia tertawa

Lepas seakan tak perduli

Rantaipun diputuskannya

Tak ada yang bisa mengikatnya

Ovi adalah penguasa mimpi

Adalah tuan seekor monyet setia

Monyet yang bersedia…

Menunggu sampai waktunya tiba…..

BOGOR!JAKARTA?

Apakah langit kotaku sama dengan langitmu?

Apakah awan hitam kotaku sama dengan awanmu?

Apakah jalan kota ku serumit jalanmu?

Akankah kota ku menyatu dengan kota mu?

Apakah rinduku berbalas rindumu?

Apakah rasaku sama dengan rasamu?

Ataukah semua hanya hayalku?

Tuhan Telah Mati

Kalimat yang menjadi judul dari tulisan ini diambil dari sebuah judul lagu milik FORGOTTEN. Kalau dibaca atau didengar secara sepintas, mungkin kalimat itu begitu liar,nakal,brutal,bengal dan radikal serta bisa membuat orang-orang memberikan penilaian negatif kepada individu / kelompok yang mengungkapkan kalimat tersebut. Bahkan mungkin bisa menimbulkan perdebatan yang berakhir dengan kerusuhan.
Tetapi apabila kita hayati, resapi dan telaah kembali secara mendalam dibarengi dengan memperhatikan sekarang, rasanya kalimat yang diserukan sekelompok anak muda dari bandung itu tidaklah berlebihan.

Di zaman *yang dibilang edan oleh sebagian besar orang* ini sudah tidak terhitung manusia yang melupakan penciptanya. Kita manusia, lebih tertarik dengan hal atau benda baru yang diciptakan manusia sendiri dan akhirnya kita mendewakan hal dan benda-benda yang bisa dibilang semu tersebut.

Kenapa bisa ada orang yang memuja & mendewakan benda seperti komputer, hand phone, kendaraan canggih, majalah atau manusia yang menciptakan itu semua?
Apakah karena dimata kita sebagai makhluk yang mempunyai nafsu, ego dan pikiran canggih benda-benda tersebut lebih menarik karena bisa menghibur, bervariasi atau karena kita berpikir bahwa benda-benda serta penciptanya itu nyata sedangkan Tuhan tak kasat mata? Mungkin juga.

Tapi, apakah ciptaan-ciptaan Tuhan yang begitu “besar”, indah dan berlimpah tidak terlihat, tidak terasa? Atau kita manusia sudah mati rasa? Tidak ada yang tahu, atau malah kita tahu tapi pura-pura tidak tahu?
Hmmmm…membicarakan masalah seperti ini tidak akan pernah ada habisnya. Satu hal yang pasti, Tuhan itu ada dan tidak akan pernah mati!!.




TUHAN TELAH MATI
by : FORGOTTEN

Hilang sudah logika
Terbakar oleh dusta
Mereka hina dan nista
Terjerat oleh dunia

Mati Logika, putuslah asa, sembah dunia
Kotor media, racuni jiwa, halalkan dosa

Tuhan telah mati (4x)

Mati Logika, putuslah asa, sembah dunia

Persetan semua ajarannya
Jadikan nyata hancurkan dosa
Hiduplah dengan rakusnya dunia
Habiskan semua sampah logika

Tuhan telah mati (4x)

Hilang sudah logika
Terbakar oleh dusta
Mereka hina dan nista
Terjerat oleh dunia

Dariku Untukmu

Membebaskanmu adalah melepaskanmu tanpa arah
Membatasi adalah menuntunmu ke suatu tujuan
Dimana kau bermata angin dan kau dapat menapaki satu jalan berliku
Tanpa harus merasa tersesat dalam kebingungan

Maafkan aku bila aku terlihat seperti orang tolol yang tidak tahu harus berbuat apa
Saat aku harus menghadapi ketidakmengertian diriku atas dirimu

Aku ingin mempelajari tiap sudut dari ruang hatimu
Seperti halnya aku mempelajari arti kehidupan
Yang sampai sekarang aku masih dibingungkan
Oleh PR – PR menumpuk yang diberikanNYA kepadaku

Aku mencoba mengerti kau, maka tolonglah kau mengerti aku
Kita hanya manusia dengan segala kekurangannya

Aku mempertanyakanmu bukan untuk menyangsikanmu
Bukan ingin air matamu
Bukan pula amarahmu
Tapi hanya kekhawatiranku yang ingin buktikan bahwa
Aku tidak bisa tidak memikrkanmu sedetik saja
Tidak bisa tidak menginginkanmu disisiku selalu
Semoga itu juga yang kau mau

Cerita Kita Chapter II

Inget nggak waktu beli ban bekas di jagorawi buat p2spt di cibodas? Kita gorolongin itu ban bekas menuju sastra. Di tengah jalan kita sadar ada bau nggak enak, taunya di ban itu ada kotoran manusianya hahahaha…tapi demi acara kita maju terus pantang mundur.

Inget nggak waktu bambang tidur di lembaga? kita tinggalin dengan lampu dimatikan, terus kita sembunyi diluar & ngagetin bambang, waktu kebangun dia kaget plus ketakutan hehehehe..waktu rapat di rumah rina untuk mengajukan calon ketua lembaga dari kubu kita si bambang malah tidur, padahal dia salah satu kandidat, dasar.

Inget nggak waktu adhit memberi contoh cara hormat yang baik tapi ujungnya pake kata siiip sambil mengacungkan jempol?

Inget nggak waktu eron diputusin tika? pada nginep di rumah gw, eron nangis bombay sambil bilang “Gw nggak kuat hiks hiks hiks..” kita cuma bilang “Udah ron, relain aja…bla bla..” trus eron ngelap mukanya pake slayer yang sebelumnya di pake ngelap kaki mitra, hahahaha. Kita pengen ketawa tapi takut eron kesinggung, akhirnya pada diem. Tangisan eron reda sebentar, itoy nyanyi lagu ayah punya ebiet g ade, nangisnya semakin menjadi, dia bilang “Gw jadi inget bokap..kasian bokap gw..hiks hiks hiks…”. Waktu itu eron nggak malu kita tonton hehehe *sebelumnya minum dulu* hahahahaha

Inget nggak waktu mitra diputusin rina? Nendang pintu kamar mandi sastra lalu teriak “Beungeut aing ancuuurrr…” *Muka gw ancuuurrr…*. Kaya orang goblok, udah gitu lagi maen basket kakinya keseleo, habis jatuh tertimpa gajah nya mit. Gw, adhit & eron nganter mitra di urut, lucu juga ngeliat badak nangis heuheuheu

Inget nggak cerita mitra tentang olik yang mau solat dirumahnya? Ngambil wudhu lah olik ke kamar mandi, terus balik lagi ke kamar, sajadah di hamparkan lalu takbir. Pas ngeliat ke bawah ternyata dia belum pake sarung baru boxer doang hahahaha…

Inget nggak waktu totem belanja perlengkapan buat ngedekor sama misnan? Totem belanja misnan nunggu di parkiran, selesai belanja & tanpa bicara totem naek motor yang sama kaya punya misnan, ada orangnya pula, jalanlah motor itu. Sampe tugu itu motor belok kiri ke arah warung jambu bukan ke kampus, nanya lah totem “Mau kemana dulu mas?”, orang yang bawa motor tiba-tiba nengok ke belakang & dengan kaget serta terheran-heran balik nanya “Loh kamu siapa?”. Ternyata itu bukan misnan, totem salah naek motor, hahahaha goblok dua-duanya.

Inget nggak waktu eron kepeleset di audit & baju beatles kesayangannya ketumpahan kopi panas?. Sebelumnya kita pasang umbul-umbul sponsor, eron yang naek tangga, terus tangganya di goyang-goyang sama mitra, eron yang takut sama ketinggian *padahal suka naek gunung* bilang “mit mit gw hajar lo mit” dengan sedikit ada logat jawanya jadi lucu hahahahaha

Inget nggak waktu mitra mau ke balikpapan? Kita perpisahan di rumah opah sambil buka puasa bareng. Sedih L

Inget nggak waktu mau nginep dirumah bonjat? Adhit bilang “Jat lo naek bis aja ma achonk, gw naek motor”. Bonjat yang baik hati jawab “Iya deh”. Padahal yang punya motor kan dia. Mas nadi mas nadi…

Inget nggak waktu begadang di kampus, kita ngumpul di taman depan sastra, sambil minum *dulu masih suka minum yah* ckckckck kita nyanyi bareng, ngobrol, becanda & melakukan hal-hal nggak dewasa. Tiba-tiba totem turun dari tempat duduk dan bersihin lantai lalu ngambil plastik buat alas, kita semua ngira totem mau dudukin itu plastik, taunya dia ambil sandal dianya terus disimpen diatas palstik itu dia sendiri duduk di lantai yang kotor, dasar pemabuk hahahahahaha…..

Inget nggak waktu kakaknya dita mau nikah? Kita di percaya untuk mendekor gedung bosbow tempat resepsi akan dilaksanakan. Seperti biasa idenya dari totem, bikin kolam lalu diatas kolam kita kasih lilin, so romantic. Kerjaan selesai a ino nawarin mau minum apa, kita bilang apa aja. Lalu kita minum bersama, dan buat gw itu saat yang paling parah karena gw jackpot di kardus hahahahaha. Ada lagi isal yang bego, itoy lagi nerangin sesuatu dia nyeletuk mulu, dengan polos & dipengaruhi alkohol serta eko si kompor rinai dia nanya “toy toy borneo itu apa si toy?”. Arul juga jadi korban, jaket sastranya bolong karena gw salah ngelempar puntung rokok, untung nggak marah. Pokoknya malem itu seru, nggak ada berhenti-berhentinya kita ketawa.

Inget nggak kalo lagi ospek kta selalu bangun subuh? Buru-buru mandi lalu pake jeans, kemeja , sepatu dan almamater, pokoknya rapi. Gw bilang sama mitra “Mit..kita kita kaya anak kecil mau jalan-jalan yah.subuh-subuh udah pake sepatu kaya takut ketinggalan bis” hehehe..


Inget nggak waktu pulang dari rumah rina di cigombong? Kita jalan kaki sampe caringin, di tengah jalan kita nyanyi-nyanyi kaya pramuka lagi cross country hahahaha, ditambah senam diiringi ringtone hpnya arul segala. Jauh & cape, tapi ketawa terus sepanjang jalan.

Inget nggak waktu adhit masih pdkt sama irma? Dulu sering nginep di cicurug, suatu hari demi menyenangkan hati orang tua irma & mendapatkan simpatinya adhit ngepel lantai 2 rumah irma, padahal itu anak malesnya minta ampun hahahaha…

Inget nggak man waktu kita ‘minta-minta’ di depan gramed pajajaran, topi gw di simpen terbalik di depan kita berharap ada yang ngasih uang, tapi di tangan kita ada pocari sweat & milo kalengan serta handphone di pajang hahahahaha.

Inget nggak kebiasaan eron & totem kalo lagi tidur kita kagetin? “ron ron ron bangun ron ada polisi!!!” Eron bangun dengan terkaget-kaget “mana mana mana hhhh” lalu dia tidur lagi hehehe. Kalo reaksi totem lebih dahsyat dia teriak “ASTAGFIRULLAH!!” sambil terduduk hahaha. Mereka kaya gitu karena trauma masa lalu katanya hehehe.

Inget nggak waktu ospek angkatan rina wenti? Eron, totem & itoy berangkat duluan ke situgunung untuk menyiapkan segala sesuatunya. Ada kejadian seru kata totem. Ceritanya mereka bertiga minum terus eron nggak kuat pengen jackpot. Eron bilang “aduh nggak kuat”, “kalo mau jp di luar tenda ron!” itoy bilang eron jawab lagi “yah udah keluar toy”. Totem & itoy bilang “Tolooooollll!!!” hahahahaha.

Inget nggak tradisi kita kalo ada yang ulang tahun? Biasanya proses sakral itu kita laksanakan di depan sastra dengan pohon *nggak tahu namanya* jadi saksinya. Hampir semua pernah jadi korban. Prosesnya : Kita sergap dengan tiba-tiba orang yang ultah lalu kita ikat pake tambang, raffia atau sabuk terus kita bawa ke pohon dan di ikat di sana. Sebelumnya ada yang nyiapin ramuan khusus which is air cucian tukang bakso, mie ayam, somay & semua yang ada di kantin belakang, tempat sampah, kamar mandi & selokan. Terus di banjurin deh ke sang korban hahahaha. Belum selesai sampe di situ, kita diemin dulu beberapa waktu, ada yang moto & nyiapin ritual yang lain yaitu ngumpulin daun-daunan atau kayu & bambu terus disimpen disekitar korban lalu di bakar. Si korban nangis-nangis karena asepnya hahahaha. Ada juga yang di lemparin pake buah yang ijo itu, apa tuh namanya? yang rasanya asem, kaya lempar jumrah waktu naek haji hahahaha. Waktu opah yang kena dia ditolongin galih, iketannya dibuka sama galih sambil nangis gitu dianya so romantic hahahaha. Gw sendiripun kaget waktu jadi korban, mitra yang punya hajat eh gw di tarik pula berubah warna lah kaos gw yang putih hahahaha. Adhit sama bonjat lebih parah mukanya di pakein balsam sama kapur yang buat tembok udah gitu di guling-gulingin karena badannya bulet hehehehe. Anak baru masuk pun pernah jadi korban, ega sama vira *tau aja cw cakep hahahaha* kita kerjain. Ega sampe basah kuyup sepatu sama tasnya kita lemparin ke genting samping sastra parah tega banget hahahaha. Tapi salut nggak ada yang marah.


Karena permintaan, terciptalah Cerita Kita Chapter 2, sepertinya akan ada lagi Cerita Kita berikutnya.

Masih untuk adhit, untuk rohman, untuk mitra, untuk totem, untuk isal, untuk eko, untuk arul, untuk itoy, untuk ardi, untuk eron, untuk adit kriting, untuk uban, untuk bambang, untuk idon, untuk anwar, untuk bonzat, untuk buluk, untuk wenti, untuk mia, untuk rina, untuk inal, untuk vanil, untuk ryan, untuk rivay, untuk monyet empi, untuk sastra, untuk radio beserta penghuninya, untuk bem, untuk kampus pakuan, untuk kosan aira, untuk bogor, untuk semua yang merasa.

I B U

Malam ini jadi teringat sosok seorang ibu, ibu yang melahirkan aku, ibu yang aku tidak tahu bagaimana suaranya, ibu yang aku tahu dari selembar foto saja, ibu yang aku tidak kenal secara personal. Aku tidak tahu harus menggambarkan beliau seperti apa, karena ibuku dipanggil yang maha kuasa ketika usiaku masih sangat muda.

Saat ini aku memang mempunyai orang lain yang juga menyayangi dan mengasihiku, ibu yang lain pilihan bapakku, dan beliaupun baik padaku. Tidak bermaksud membanding-bandingkan, karena tidak pantas dan tidak sopan rasanya membandingkan dua orang yang sudah berjasa dalam hidupku. Tapi tetap saja aku penasaran pada sosok ibu kandungku.
Aku hanya bisa membayangkan bagaimana sentuhan wanita yang melahirkanku jika dia memelukku, hanya bisa berandai-andai aku mendengar suaranya saat dia berbicara padaku. Hanya bisa mengarang kata-kata yang mungkin akan dia gunakan ketika dia menasehatiku. Membayangkan raut mukanya ketika dia marah atau mengkhawatirkanku, mengikuti bayangannya seandainya dia membuatkan sesuatu untukku.

Ingin mencium wangi parfum yang dipakainya, ingin merasakan dia menyuruhku melakukan sesuatu untuknya, ingin melihat dia tersenyum, tertawa dan menangis. Ingin mendengar ketukan tangannya di pintu kamarku, ingin mendengar dia memanggil namaku. Ingin tahu warna favoritnya, musik kesukaannya, hobinya, apa yang membahagiakannya, harapan apa yang akan dibebankannya padaku.

Oh fantasi yang menggugah berbagai rasa…
Ya Allah semoga ibuku mendapat sedikit tempat di taman indah ciptaanMu

Antara...

Aku di sini
Terjebak di pinggir jalan depan pertokoan
Ragu dengan arah yang akan ku ambil
Kanan, kiri atau pulang lagi
Tidak ada polisi
Hanya hati yang bisa ku sapa, ku tanya dan kupaksa untuk menjawab
Akhirnya aku kembali
Mengikuti petunjuk dari dalam diri

Oh kau menarik-nariku lagi
Menggodaku lagi
Entah apa maksudmu
Aku diam
Bukan senang atau tidak suka
Aku tidak tahu harus berbuat apa

Ah kenapa kau terus seperti ini
Memberiku vitamin rasa kulit jeruk
Agar-agar rasa semut
Aku muntah lalu imun

Kenapa tidak kau biarkan aku berlari
Kemudian bersembunyi dibalik lemari

Bukankah kau akan segera kesana
Menuju kebahagiaan duniawi
Silaturahmi…
Ya, aku mengerti!!

Ah aku pecundang dan kau juara

Dua Sisi

Tentang hidup aku ingin bicara
Masa depan, masa kini atau masa lalu
Tidak pernah bisa terbaca apa yang akan terjadi
Tidak pernah terlupa apa yang sudah terlewati

Tiba-tiba kau acak rambutku
Aku menang!
Maksudmu?
Aku hebat dan kau lemah!

Hei aku tidak terima
Itu penghinaan

Tidak! Ini realita!
Kau memang ditakdirkan untuk kalah
Aku tidak bisa membaca masa depan, tapi aku menentukan jalan
Aku mengenang masa lalu, tapi tidak terjebak di dalamnya

Tidak seperti kau!
Selalu terjebak di masa depan dan tidak tahu bagaimana menyikapi masa lalu
Dan kini, disaat aku mulai berlari kau bahkan belum berdiri
Itu sudah menjadi bukti!

Aku tidak begitu
Hanya saja aku sedang menunggu
Seorang teman yang mau menemaniku
Menyikapi masa depan dan berbicara tentang masa lalu

Mencari yang berani mambantahku
Mengatakan aku salah, meralatku
Membimbingku, menjadi guruku
Kemudian jadi teman hidupku
Begitu

Tentang hidup aku ingin bicara
Masa depan, masa kini dan masa lalu
Dengan orang seperti dirimu

Pidiesme

Perkenalan saya dengan karya H. Pidi Baiq dimulai dari band aneh yang bernama The Panasdalam di tahun 2005. Saya lupa mendapatkan album Only Ninja Can stop Me Now dari mana, tapi yang jelas, ketika saya mendengarkan lagu-lagunya untuk pertama kali hal pertama yang muncul di pikiran saya adalah “ini orang hopeless amat yah?? Cara dia membawakan beberapa lagu di album itu memberi kesan bahwa dia menyesali sesuatu” Contohnya dalam lagu Cita-Citaku, vokalis band gila itu begitu menghayati sekali. Seolah-olah dia benar-benar menyesali telah dilahirkan sebagai seorang laki-laki. Lalu saya mulai terbawa ke dalam dunia Pidi Baiq dan The Panasdalam, tapi belum terperosok terlalu jauh, hanya sebatas mendengarkan lagu-lagunya saja.

Sampai pada suatu saat di tahun 2009 kalau tidak salah, saya membicarakan The Panasdalam kepada seorang teman perempuan. Ternyata dia tahu band itu tapi belum pernah mendengarkan lagu-lagunya, dia hanya tahu bahwa vokalisnya menulis sebuah buku berjudul Drunken Monster. Dia juga adalah mantan dekan FSRD kampus ARS International Bandung, anggota tim kreatif Project-P, staf ahli di Bimbel Villa Merah, konsultan di galeri seni dan budaya Space 59, juga ilustrator di penerbit Mizan dan bernama Pidi Baiq. Wow nama yang aneh dan  orang yang sibuk serta pintar sepertinya. Kata teman saya waktu itu, buku yang di tulis Pidi aneh dan lucu.

Karena penasaran mulailah saya mencari buku itu di toko-toko buku yang ada di Bogor. Alhamdulillah saya berhasil mendapatkannya, tetapi bukan dari toko buku besar seperti Gramedia, itupun tinggal beberapa saja stoknya, entah karena banyak yang membeli, atau memang tidak ada yang tahu kemudian menjadi tidak laku, tapi kalau tidak laku harusnya stoknya banyak kan?! Atau pengelola toko itu bisa membaca masa depan sehingga dia mengetahui buku itu tidak akan dicari banyak orang, kemudian dengan sengaja menyediakan stok buku itu sedikit? Ah sudahlah tidak penting.
Yang pertama kali saya lakukan ketika melihat buku yang berjudul Drunken Monster itu adalah membaca profil si penulis di cover belakang. Hasilnya? saya tertawa sendiri di toko buku yang sepi, padahal baru membaca profil penulisnya saja. Kemudian pulanglah saya dengan buku seharga Rp. 34.000 itu  Karena tidak sabar untuk mengetahui isinya, sayapun membaca Drunken Monster di angkot. Pengalaman di sore hari itu tidak akan saya lupakan, saya menjadi pusat perhatian penumpang angkot karena tertawa sendiri sambil membaca Drunken Monster. Buat saya cerita-cerita dalam buku Drunken Monster sangat lucu dan terasa sangat real karena tokoh-tokoh dalam ceritanya adalah orang-orang asli yang ada di sekitar ayah Pidi, setting tempatpun di sekitar kota Bandung tempat ayah Pidi tinggal. Selain itu, seperti yang telah diketahui banyak orang, diantara cerita-cerita konyol ayah Pidi selalu terdapat pesan-pesan moral yang disampaikan secara ringan.  Banyak pelajaran yang saya ambil dari kehidupan ayah Pidi melalui buku itu, baik tentang cara memperlakukan istrinya teh Rosi ataupun cara dia mengajar anak-anaknya Timur dan Bebe serta bagaimana cara dia memandang hidup yang baginya hanyalah sebuah permainan bukan perjuangan seperti anggapan orang banyak. Ada juga pelajaran harus bersikap baik terhadap orang lain dengan cara memberi tanpa melihat siapa orangnya, terbukti tiap kali saya bertemu dengannya, hal yang pertama kali dikatakannya selalu “Sudah makan belum?” atau “Makan nggak?” atau “Makan yuk ah”. Atau dari perkataan yang sering diucapkan kepada kang Deni MAI “tong poho zakat den!” artinya “jangan lupa zakat den” entah serius atau hanya ingin menunjukkan bahwa dia suka berzakat. Hehehehe…mungkin karena seringnya ayah Pidi “bersedekah” itulah sehingga hidupnya tidak pernah kekurangan dalam hal materi.
Cerita favorit saya di Drunken Monster adalah Ayah Sakit, cerita ini menggambarkan sisi romantis seorang Pidi baiq. Dia menulis surat untuk menyatakan perasaan kepada teh Rosi yang telah memperlakukannya dengan penuh perhatian ketika dia sakit, bahasa yang digunakan adalah bahasa orang-orang muda zaman dulu ketika sedang jatuh cinta, kemudian surat itu diberikan ketika teh rosi berada di ruang tamu melalui Timur anak sulungnya, klasik sekali.

Drunken monster yang menurut ayah Pidi sendiri adalah karya terbaik yang pernah dibuatnya, membuat saya ketagihan dan menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih tentang H. Pidi Baiq. Sayapun mencari tahu tentang sosok yang sering dipanggil surayah itu di internet. Waktu itu masih belum banyak artikel yang membahas Pidi Baiq, tidak seperti sekarang. Kemudian saya menemukan blognya di multiply, saya telusuri mulai dari kontak di multiplynya dan menemukan orang-orang yang saya kagumi sebelum ataupun sesudah tahu ayah Pidi dan membuat saya berkesimpulan “Gaul juga orang ini”. Dan tentu saja yang paling menarik perhatian saya adalah tulisan-tulisannya. Saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam membaca setiap tulisan ayah Pidi di multiply, malah sebagian besar saya bawa pulang karena terlalu memakan waktu kalau dibaca di warnet. Dari multiply saya mengetahui bahwa akan ada kelanjutan Drnken Monster, judulnya Drunken Molen.. Sayapun segera membelinya setelah Drunken Molen terbit, dan ternyata isinya tidak jauh berbeda dengan kakaknya, Drunken Monster, baik secara penulisan yang keluar dari akidah yang benar, maupun cerita-ceritanya. Walaupun begitu tetap saja terdapat unsur-unsur kejutan di dalamnya sehingga tidak memberi kesan monoton dan membosankan.

Sampai saat ini saya telah mengoleksi keenam buku ayah Pidi, mulai dari Drunken Monster sampai Al–Asbun manfaatulngawur yang saya dapatkan langsung dari ayah Pidi, walaupun saya kecewa karena Al–Asbun milik saya tidak ‘dicoret-coret’ seperti milik dua teman saya, yang paling baru adalah duetnya bersama teteh Happy Salma ‘Hanya Salju Dan Pisau Batu’. Kabarnya, ayah Pidi sedang menulis lagi, Raja Jin Pangkal Pandai, Manuskrip Amsterdam dan Drunken Memori adalah calon karya selanjutnya, mudah-mudahan bisa terealisasi dan segera terbit.

 Jujur saya katakan, bahwa saya suka sekali dengan semua karya ayah Pidi, aneh seperti orangnya, lucu dan bisa membuat perubahan yang luar biasa terhadap orang yang sudah membaca ataupun mendengarkan musiknya, minimal untuk saya pribadi. Mungkin dunia dan masyarakat yang cenderung individualistis dan serius memang membutuhkan orang seperti ayah Pidi.

 Akhirnya, izinkanlah orang biasa yang tidak tahu apa-apa seperti saya untuk mengatakan bahwa ayah Pidi telah memberikan sesuatu yang baru dalam setiap karyanya, baik dalam bidang musik maupun sastra. Viva Ayah Pidi!!! Tetap berkarya dan pertahankan eksklusifitasmu.

Salam jari kelingking.

Lagi - Lagi Kita

Bangun pagi gara-gara si otong pinjem gitar buat akustikan di kampus, arrrrgggh..tapi nggak apa-apa sekalian ada perlu juga jam 9 nanti. Nulis aja dulu ditemani Haji Pidi Baiq sang inspirator.

Malam minggu kemaren tanggal 28 maret 2009 kita ngumpul & nginep di rumah gw. Ada eron, rohman, vanil pulang jam 12 malem karena rumahnya kosong (tau gitu ke rumah lo aja nil), olik, buluk, arul, empi dan man of the month mitra yang sedang liburan di bogor. Tadinya mau ngeliwet tapi nggak jadi, nggak tau kenapa.
Ada hal yang selalu kita bahas kalau sedang berkumpul seperti itu, apa lagi selain masa – masa jaya kita di BEM Sastra & masa-masa indah di kosan, se melarat-melaratnya hidup waktu itu tapi tetap indah yee hehehehe…kalau nggak indah ngapain selalu kita review momen-momen yang itu!!

Ternyata waktu yang kita lewati sama-sama itu benar-benar membekas di setiap hati yang merasakannya yah. Gw baru sadar ketika opah bilang “gw kalo lagi males ngajar pasti cerita tentang anak-anak (kita maksudnya)”, begitu katanya. How sentimentil..right? Right dong!! Kalo nggak sentimentil kenapa si opah atau buluk nggak cerita tentang cerita hidupnya di masa yang lain aja ke anak muridnya!!

Jujur aja gw pribadi pun  bangga sama apa yang telah kita lewati bersama, setiap ngobrol-ngonrol sama siapapun pasti gw cerita tentang mitra yang ancur, buluk yang pernah di tembak a**o tapi jadi dosen, bonjat yang pelupa, eron yang selalu mengulang cerita tapi konyol, isal yang ‘telat’ hehehe, totem yang kreatif, adhit yang kena penyakit gila paling berbahaya, tentang persaingan mendapatkan cw, tentang perbuatan ‘kriminal’ kita, tentang naik gunung atau ngebukit, tentang acara dan hal – hal lain yang ada sangkut pautnya sama Broken Heart Squad huehuehuehuehue…

Gw bahagia kalau kita ngumpul dan bahas semua itu, setidaknya itu lebih mengesankan daripada ngomongin “lo udah punya motor/mobil/rumah?”, “gaji lo berapa?”, “kapan nikah?”, pokoknya daripada ngomongin hal-hal kemapanan yang menjadi tolak ukur duniawi seperti itu lebih enak mengulang masa lalu, iya nggak bonjat gundul? Heuheuheuheu.

Bukannya gw anti kemapanan, mungkin sebagian dari diri gw menolak kemapananan dan kedewasaan, karena menurut gw kebahagiaan bisa di dapatkan tanpa menyentuh dua peristiwa itu, forever young..i want to be forever young... Lagi pula kalau kata bonjat pola-pola seperti itu membosankan. Tapi insya allah gw bisa terima semuanya karena menjadi dewasa & mapan adalah sebuah pilihan yang wajib dijalani kalau mau eksis di dunia seperti sekarang.

Amiinnn….

Ini adalah tulisan lama yang baru sempat di posting