Minggu, 09 Oktober 2011

Gara-Gara SMS (Chapter II)

Selasa, Syawal hari ke 14 1429 Hijriah. Gw turun gunung, mengunjungi beberapa tempat. Tujuan terakhir adalah Video Ezy Jalan Baru yang panas. Kebetulan temen gw kerja di sana, sekalian silaturahmi *padahal sering ketemu*.



Temen yang ‘sama’ sms lagi

“Ngapain?” katanya

Gw jawab “Gi di prmptan Jeddah” *Punten mang* hehehehe

“Goblog!” itu balesan dia.

Nggak gw bales karena gw sibuk milih film.

“Ngapain di per4an Jeddah?” dia sms lagi

Gw sms balik “Nongkrong sambil umroh. Panas!”

“Skalian umrohin gw ya” tulisnya lagi.

Selanjutnya gw lupa kami bahas apa. Yang gw inget waktu dia nanya

“Suka nonton film apa?”

“Apa aja gw suka. Tergantung mood nya. Sekarang gi pgn mikir ma liat settingan tmpt yg yg indah”

“Dah liat Into The Wild?”

“Blm. Td smpt pgang tp di smpn lg”. Padahal itu film udah gw masukin tas *sorry bohong!*.



Selanjutnya dia ngasih sedikit gambaran tentang film itu dan merekomendasikan satu film lagi, film animasi tentang lebah.

Akhirnya pulangah gw dengan film The Locals *film nggak bagus tapi bikin sedikit mikir*, Premonition nya Sandra Bullock & tentu saja Into The Wild, film lebahnya?buat lain kali, jadi bisa silatrahmi lagi dan pinjem film gratis lagi.



Sampe rumah langsung gw tonton Into The Wild tapi kepotong magrib sama tahlilan *penting nggak gw tulis?*.

Selesai gw nonton film itu, gw jadi pengen pergi kaya si Chris Mcandlles *tokoh utama Into The Wild*. Kenapa?



Karena ……

Into The Wild bercerita tentang seorang anak muda *chris tadi itu* berusia 21 tahun yang hidupnya sangat berkecukupan *bokapnya kerja buat NASA*, pintar, punya adik yang dia sayangin, orang tua yang nggak harmonis dan dia jenuh. Jenuh sama orang tua (parents), hipokrit, politisi dan orang-orang lain yang dianggap selalu menyakiti sesamanya. Intinya dia jenuh sama semuanya dan ingin menghindari masyarakat.

Singkat cerita, setelah kuliahnya di Emory Unoversity selesai dia memutuskan pergi bersama datsun tuanya. Tabungan dia yang berjumlah lebih dari 20 ribu dollar US diberikan untuk amal *nggak semua si, sisanya dia bakar*. Tujuan utama Alexander Supertramp *chris mengganti namanya sendiri* adalah Alaska dan dia memang berhasil sampai kesana, malah meninggal disana juga.



Nah…gw jadi berandai-andai bisa mengalami pengalaman si chris itu. Serunya jalan kaki sendirian, maen kayak disungai & laut, menyeberang sampe negara tetangga, naik kereta barang secara sembunyi-sembunyi, digebukin security, ketemu para backpackers, tidur di jalan, bukit, hutan & goa, nulis di malam hari tentang semua yang pernah dilewatin dengan cahaya seadanya, melakukan apa aja buat makan, kerja serabutan, berburu, mancing dengan cara konservatif, menemukan teman & keluarga baru, makan tumbuh-tumbuhan yang ada di bukit & gunung sampe akhirnya mati keracunan, pokoknya benar-benar berpetualang.



Tapi ada beberapa pertanyaan di pikiran gw, mungkin nggak, ada orang di negeri kita ini ngasih tumpangan secara cuma-cuma tanpa ada maksud lain?Mungkin nggak jalan-jalan atau tidur di jalanan dengan aman? Mungkin nggak ada orang yang baru kita kenal ngasih kerjaan tanpa pake lamaran? Mungkin nggak melakukan semua itu dengan perasaan nyaman tanpa ada rasa takut, dan tanpa modal awal *uang*? Mungkin nggak keinginan berpetualang seperti si chris itu terealisasi di Indonesia?

Mungkin nggak?



FYI, Into The Wild itu kisah nyata!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar