Jumat, 10 Agustus 2012

MUSIK

Kata orang, musik adalah bahasa yang universal, sesuatu yang mudah disukai dan dimengerti oleh orang banyak, termasuk saya. Musik bisa menjadi alat pemersatu sekaligus sumber masalah pemecah hubungan pertemanan. Musik merupakan ciptaan terindah manusia setelah kata-kata dan lukisan. Musik menjadi agama kedua bagi sebagian besar orang.

Setiap hari musik selalu berada di sekitar saya, musik sudah seperti udara yang saya hirup, air yang saya minum, dan  makanan yang saya makan. Bahkan saat menulis ini, winamp saya terus berteriak-teriak menyemburkan suara musik. Musik bagi saya adalah nutrisi yang menyehatkan tubuh, vitamin penyehat pikiran, kulit, dan mungkin rambut.

Pertama kali saya menyukai musik ketika saya SD. Saya ingat menyukai penyanyi cilik jaman dulu seperti Bondan Prakoso, Eza Yayang, Enno Lerian, Trio Kwek-kwek, Melissa, Trio Laris dan banyak lagi. Saya bersyukur dilahirkan ketika musik anak-anak masih berjaya dan berkualitas, tidak seperti sekarang yang sangat miskin dengan lagu anak-anak atau penyanyi cilik yang menyanyikan lagu anak-anak.

SMP, saya mengenal banyak musik jenis baru. Saat itu saya menyukai Pas Band, Potret, Java Jive, Kahitna dan lain-lain. Tahun 90an masih termasuk jaman keemasan musik Indonesia. Musik Malaysia berkiblat ke Indonesia, bukan seperti yang terjadi beberapa waktu belakangan ini dimana musik melayu ala Malaysia menjadi acuan musisi-musisi Indonesia. Salah siapa sih kalau begini? Musisi, Label, atau penikmat musik?
Saat SMP ini pula saya mendengarkan Metallica, Sepultura, Helloween, dan Iron Maiden. Sayapun langsung jatuh cinta dengan heavy metal, black metal dan lainnya.

Menginjak SMA saya membutuhkan sesuatu yang lain untuk di dengarkan. Maka saya belajar mendengarkan Rancid, Sex Pistols, 311, Voodoo Glow Skull, Operation Ivy, Save Ferris dan musik-musik punk atau ska lain. Perbendaharaan musik metalpun tentu bertambah dengan hadirnya Puppen dan Biohazard dalam hidup saya. Puppen pun saya nobatkan sebagai band kesukaan saya sepanjang masa. Musik mereka yang merupakan percampuran antara Hardcore dan Metal sangat mudah untuk disukai, sound-sound dan efek gitar yang digunakan Robbin lain dari yang lain. Hal itu diperkuat dengan lirik-lirik ciptaan Arian13 yang luar biasa, dia bisa menciptakan lirik dalam bahasa Indonesia tanpa terdengar murahan atau norak dan saya tahu itu sulit. Masa-masa SMA juga merupakan perkenalan saya dengan berbagai komunitas musik di Bogor. Saya berkenalan dengan komunitas musik Punk, Ska, Grunge, Metal, dan Hardcore dan sering nongkrong bareng mereka terutama anak-anak Punk dan Ska.

Kampus dengan segala kehedonisannya kemudian menjadi tempat saya mengenal lebih banyak orang-orang musik secara personal. Masa kuliah adalah masa yang paling berarti dalam hidup saya. Di masa ini banyak hal yang berubah dari diri saya dan banyak hal baru yang saya dapatkan, termasuk bidang musik. Bulan pertama saya kuliah, sudah mendapatkan teman dekat yang menyukai musik-musik underground. Kemudian saya mengenal Sick Of It All, Boilling Point, Vitamin X, D.S 13, Walls Of Jericho, Stretch Armstrong, Hatebreed, NoFX, MXPX, Green Room, The Vandals, Lagwagon, Cypress Hill, Domestik Doktrin, Harks! It’s a Living Tar Tar, DOM (Defence Mind), Revolt, Legiun, Frog Leg Soup, Closet38, Jeruji, Blind To See, One Life Crew etc….
Sayapun berteman dengan personil beberapa band underground lokal hingga sekarang. Pengetahuan saya tentang musikpun terus berkembang hingga beberapa kali saya menggelar gig di berbagai tempat. Kebiasaan membuat gig ini memacu saya untuk menggelar event-event lain dan ternyata menjadi Event Organizer adalah salah satu kenyamanan saya.

Beberapa tahun yang lalu saya mulai mendengarkan secara intens jenis musik indie pop yang saya pikir layak untuk dinikmati. Banyak band indie pop luar biasa di Bogor yang merupakan tempat tinggal saya. Bonchie and Her Littletrees (NOZ), Cause, Adopta, Piknik, Daylight, Everyday People, My Secret Identity, Musik For Sale adalah sedikit dari band indie pop asal Bogor dengan musikalitas luar biasa keren. Sayapun lebih terbuka dengan berbagai genre musik diluar kalangan underground. Dimulai dari pertemanan saya dengan The Panasdalam yang kemudian berlanjut mengenal band-band indie lain seperti Cherry Bombshell, The Ababiels Attack, Whiteshoes and The Couples Company, Efek Rumah Kaca dll. Saya juga mendengarkan Glen Hansard & Marketa Irglova, Krezip, Paramore, Copeland, The Early November, Ten 2 Five, Sarasvati, Katjie & Piering, Tigapagi, Bottlesmoker, Payung Teduh, Dialog Dini Hari, Endah & Rhesa dan banyak lagi. Dan semua saya dengarkan sebelum Radio Show memperkenalkannya pada khalayak ramai. Saya jadi sedikit kecewa dengan Radio Show karena musik-musik eksklusif yang biasa saya dengarkan bersama beberapa komunitas atau orang-orang tertentu saja, kini menyebar luas dan banyak yang tahu, kesan eksklusifnya jadi hilang.

Saya beberapa kali membentuk band tapi semuanya jalan di tempat, mungkin karena saya orang yang tidak ingin menjadikan bermusik menjadi serius, karena kalau terlalu serius kesenangan yang dirasakan akan hilang dan berganti dengan rasa frustasi. Kadang saya juga berpikir mungkin bermusik bukan jalan hidup saya, hingga akhirnya saya memutuskan untuk tidak bermusik kecuali iseng tapi tetap mensupport semua teman-teman saya yang bermain musik dengan genre apapun.

Mungkin tidak terasa secara langsung tapi musik-musik yang saya dengarkan sangat mempengaruhi cara hidup dan berpikir saya. Musik underground dengan liriknya yang penuh dengan sarkasme dan konsep hidup DIY membentuk saya menjadi pribadi yang keras dan tidak suka bergantung pada orang lain. Selain itu musik-musik seperti Hardcore dan Punk menstimulus daya kreatifitas saya juga. Lain halnya dengan musik Indie Pop, musik jenis ini membuat saya berpikir untuk lebih menghargai karya orang lain, tidak menjudge sesuatu just by its cover dan tentu saja menambah daftar teman saya.  

Berikut saya sisipkan beberapa koleksi video musik dari berbagai genre... enjoy 


                                         Akustikan kawan-kawan SAPALA



 







                                         








Tidak ada komentar:

Posting Komentar