Saya menyaksikan Kickandy episode Uniknya Profesiku dan tertarik dengan ilmu yang ditekuni oleh salah satu nara sumbernya, Bayu Ludvianto, serta 11 Life Traps atau jebakan kehidupan yang dibahasnya. Ilmu yang ditekuni Bayu Ludvianto sejak tahun 2004 itu bernama Grafologi atau Metode Analisa Tulisan Tangan. Dan inilah 11 jebakan kehidupan yang sering mengganggu kehidupan seseorang yang diperkenalkan oleh dua orang Cognitive therapist dari Amerika.
a. Abandonment
b. Mistrust/Abused
c. Emotional Deprivation
d. Social Exclusion
e. Dependence
f. Vulnerability
g. Defectiveness
h. Failure
i. Subjugation
j. Unrelenting Standards
K. Entitlement
Ø Abandonment
Merupakan jebakan kehidupan yang
disebabkan oleh kurangnya rasa aman didalam keluarga sewaktu kecil.
Kehilngan orang yang dicintai, baik iitu karena meninggal, pergi dari
rumah, atau sering tidak ada dirumah adalah beberapa situasi yang
menyebabkan seseorang merasa ditinggalkan atau dibuang. Seseorang dengan
jebakan abandonment cenderung mempunyai kehidupan yang penuh dengan
peristiwa dibuang karena orang tersebut merasa memang layak untuk
ditinggal dan dibuang. Perasaan tidak aman dan tidak berharga selalu
melingkupi seseorang dengan jebakan abandonment ini. Perilaku yang
sering muncul saat dewasa adalah selalu mencari teman, selalu berusaha
menunjukkan sikap baik pada orang lain meski orang lain itu telah
bertindak buruk pada dirinya, dan yang paling tidak bagus adalah selalu
memposisikan dirinya pada posisi dibuang, tidak penting, atau tidak
berarti. Seseorang dengan jebakan abandonment parah justru bias semakin
cinta ketika pasangan hidupnya melakukan petualangan cinta. Dia selalu
memaafkan orang yang meninggalkan dirinya.
Ø Mitrust and Abuse
Merupakan jebakan kehidupan yang juka
berkaitan dengan rasa aman dalam berkeluarga. Terlalu seringnya
dibohongi atau dilecehkan semasa kecil menyebabkan seseorang tumbuh
dengan rasa curiga, was-was, dan ketakutan yang luar biasa. Dalam
pikiran seseorang dengan jebakan kehidupan jenis ini, orang lain selalu
tidak bias dipercaya karena selalu ingin menyakiti, menipu, atau
mengambil keuntungan dari dirinya. Selalu berasumsi buruk terhadap orang
lain adalah cirri khas seseorang dengan jebakan kehidupan jenis ini.
Ø Dependence
Adalah jebakan kehidupan yang
menyebabkan seseorang selalu merasa harus tergantung pada orang lain.
Mengambil keputusan dan bertindak mandiri adalah dua hal yang paling
susah dia lakukan dalam hidupnya. Selalu meminta pertimbangan orang lain
atau bahkan mengikuti saja apa yang orang lain putuskan atau pikirkan
adalah cirri khas seseorang dengan jebakan tipe ini. Selalu ragu-ragu,
bingung, dan panic kalau harus membuat keputusan adalah penampakan luar
dari oang tersebut. Jebakan ini umumnya terjadi karena dimasa kecil
orang tersebut selalu di bawah “ketiak” orang tua. Semua keputusan
(bahkan untuk hal kecil seperti memilih warna baju) selalu harus atas
persetujuan oarng tua atau orang yang lebih tua. Orang tua
overprotective dan otoriter adalah penyebab utama jebakan kehidupan
dependence ini.
Ø Vulnerability
Atau rasa rapuh yang berlebihan akan
menyebabkan seseorang merasa hidup di dunia yang penuh dengan masalah,
ancaman, perang, bencana, dan penyakit. Seseorang dengan jebakan
kehidupan semacam ini selalu ragu untuk keluar dari zona kenyamanannya.
Keluar rumah atau pergi keluar kota bias sangat menakutkan, karena dia
merasa seolah-olah seluruh dunia akan menghancurkannya. Dia merasa
seluruh pencopet akan mencopet uangnya atau seluruh penyakit akan
menyerang badanya. Sedikit rasa sakit pada bagian tubuh tertentu bias
menyebabkan orang ini tidak tidur semalaman (atau bahkan berhari-hari)
karena dia khawatir ini adalah tanda-tanda awal sebuah penyakit besar.
Dia juga bahkan selalu was-was akan kondisi keuangannya, akan gempa bumi
yang bias muncul setiap detiknya, ataupun akan munculnya seseorang yang
sangat jahat saat seseorang mengetuk pintu rumahnya. Dunia adalah
tempat yang penuh masalah, jebakan, dan tidak aman. Begitulah kira-kira
keyakinan yang bersarang dalam diri seseorang dengan jebakan kehidupan
vulnerability ini. Orang tua yang overprotective adalah penyebab utama
jebakan kehidupan ini.
Ø Emotional Deprivation
Adalah jebakan kehidupan yang diderita
oleh orang-orang yang semasa kecilnya tidak mendapat kehangatan emosi
dan cinta secara cukup. Orang tua yang dingin dan miskin cinta adalah
penyebab utama munculnya jebakan emotional deprivation ini.jebakan ini
berkaitan erat dengan koneksi emosi dengan orang lain. Merasa tidak
dipedulikan tauapun merasa tidak satupun orang mengerti perasaannya
adalah hal-hal yabg biasa ditemui pada seseorang dengan jebakan tipe
ini. Karena kebiasaaan tidak dipedulikan, orangtersebut juga sering
tidak mempedulikan orang lain, membangun hubungan dengan orang yang
dingin dan cuek, atau sebaliknya berpetualang mencari “cinta” dan
kehangatan. Seseorang yang sering berganti-ganti pasangan,
berganti-ganti teman dekat, dan bahkan berganti-ganti pekerjaan bias
diduga membawa jebakan kehidupan jenis ini dalam dirinya. Aku tidak
penting, aku tidak layak untuk dicintai, dan aku tidak berharga adalah
tiga keyakinan utama seseorang dengan jebakan tipe ini.
Ø Social Exclusion
Adalah kondisi dimana seseorang selalu
merasa asing atau justru mengasingkan dirinya didalam pergaulan
sosialnya. Dia merasa tidak diterima oleh kelompoknya karena merasa ada
yang aneh atau berbeda dalam dirinya. Hal aneh atau berbeda itu bisa
dalam bentuk keanehan fisiknya, cara bicaranya, perilaku berpikirnya,
ataupun “kasta”nya. Jebakan kehidupan jenis ini umumnya disebabkan oleh
ejekan atau penilaian buruk oleh orang lain, ataupun perlakuan yang
menyakitkan oleh orang tua atau orang disekelilingnya. Berbagai
perlakuan tersebut menyebabkan seseorang mengasingkan dirinya, tertutup,
dan enggan membangun hubungan dengan orang lain. Keyakinan yang sering
berkembang dalam pikirannya adalah aku buruk, aku aneh, aku tidak
selevel, atau aku berbeda.
Ø Defectiveness
Muncul dalam bentuk harga diri yang
rendah dan selalu merasa inferior disbanding orang lain. Serangan kritik
yang bertubi-tubi saat masih kecil, perasaan tidak berharga, dan tidak
dicintai adalah pangkal munculnya jebakan kehidupan defectiveness ini.
Kesukaan untuk menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu apakah ada orang yang
menghargai dirinya, dan selalu merasa aka nada penolakan dari orang
lain, adalah cirri-ciri penampakan luar dari adanya jebakan tipe ini
dalam diri seseorang. Aku tidak berharga, aku tidak layak dicintai, dan
aku pantas ditolak adalah sebagian dari keyakinan seseorang dengan
jebakan tipe ini.
Ø Failure
Adalah jebakan kehidupan dimana
seseorang selalu merasa salah dan gagal dalam setiap aspek kehidupannya.
Rasa percaya diri yang rendah adalah penampakan luar dari seseorang
dengan jebakan kehidupan tipe ini. Tidak mampu mendapatkan nilai
terbaik, tidak mampu melakukan sesutau yang baru, atau ragu-ragu dalam
melakukan tindakan, adalah hal-hal yang bisa kita amati pada orang
dengan dengan jebakan failure ini. Bagi orang tersebut, semua yang akan
dilakukan atau bahkan telah dilakukan selalu merupakan sekumpulan
kegagalan. Dan tidak bisa menghargai keberhasilan karena memang sejak
sejak kecil selalu di cemooh, dianggap bodoh, dianggap tidak mampu,
tidak terampil, ataupun malas. Saat dewasa, seseorang dengan jebakan ini
selalu melebih-lebihkan kegagalannya dan malah bertidak aneh dengan
melakukan upaya (meski sering tidak disadarinya) supaya apa yang
dilakukannya itu gagal. Aku tidak mampu, aku selalu salah, aku adalah
korban keadaan, aku tidak punya bakat, otakku tumpul, dan aku tidak bisa
belajar, adalah sebagian keyakinan yang dimiliki seseorang dengan
jebakan kehidupan tipe ini.
Ø Subjugation
Adalah jebakan yang menyebabkan
seseorang selalu patuh dan menyenangkan orang lain. Jebakan yang
disebabkan pengalaman masa kecil yang terlalu ditekan orang tua ini
sangan melemahkan. Perasaan bersalah kalau mendahulukan kepentingan diri
sendiri, membiarkan orang lain mengontrol kehidupannya, takut akan
dihukum atau ditinggalkan jika tidak patuh, adalah penampakan luar dari
seseorang dengan jebakan kehidupan tipe ini. Akibat jebakan ini,
seseorang akan cenderung membina kehidupan (entah menikah atau bekerja)
dengan orang yang suka mengontrol atau otoriter, dan selalu patuh pada
apapun yang diperintah oleh orang tersebut. Bagi orang tersebut melawan
atau berbeda pendapat adalah tabu dan tidak layak. Keyakinan utama yang
ada pada orang dengan jebakan subjugation adalah orang lain lebih tau
daripada aku, orang lain lebih benar, aku hanya terima kalau orang lain
memandangku baik, perasaanku tidak penting, buahpikiranku tidak penting,
pengorbanan adalah mulia, memikirkan diri sendiri adalah jahat dan
buruk.
Ø Unrelenting Standards
Sering menimpa orang yang sewaktu
kecilnyaterlalu ditekan untuk menjadi yang terbaik dan menjadi nomor
satu dengan mengorbankan kebahagiaan dan kesenangan sebagai anak-anak.
Orang tua yang memberikan standar tinggi (biasanya adalah standar
dirinya) kepada anaknya menuntut anaknya untuk selalu memenuhi standar
tersebut adalah penyebab munculnya jebakan tipe ini. Orang ini cenderung
menekan dirinya secara berlebihan demi karir, uang, nama baik,
kecantikan, dan keteraturan dengan mengorbankan kesehatan, kebahagiaan,
kesenangan dan hubungan baik dengan orang-orang disekelilingnya. Dalam
kamus kehidupan orang ini gagal adalah aib, dan hanya ketika menjadi
yang paling baik dia bisa merasa diterima dan diakui. Yang menarik,
orang tersebut tidak pernah merasa mencapai apa yang dikerjakannya.
Didalam dirinya seakan-akan hanya ada satu petunjuk kehidupan : “Hidup
adalah perjuangan, tidak ada cinta, tidak ada kebahagiaan.” Dengan
jebakan ini seseorang akan menjadi overachiever. Hidupnya akan terasa
hampa karena “diatas sana ternyata sepi dan tidak ada siapa-siapa”.
Ø Entitlement
Adalah jebakan kehidupan yang membuat
seseorang merasa selalu berhak atas apapun yang dia inginkan. Dia selalu
menginginkannya dengan cepat tanpa memedulikan situsasi dan kondisi di
sekitarnya. Orang ini merasa berada diatas orang lain: bertutur kata,
bertindak, dan menginginkan sesuatu dengan spontan tanpa peduli pada
pendapat, pertimbangan, dan perasaan orang lain. Orang ini merasa dialah
kaisar dari kehidupan ini dan merasa berhak untuk mendapatkan apapun
yang diinginkan. Kemarahn yang meledak-ledak dan perilaku kasar pada
orang lain sering ditunjukkan sebagai upaya untuk menunjukkan kekesalan
karena apa yang dia inginkan tidak segera dipenuhi. Jebakan in
berpangkal pada sikap orang tua (atau orang-orang dekat) yang terlalu
memanjakkan. Seorang dengan jebakan entitlement mempunyai masalah besar
dengan disiplin diri, aturan main social, dan perasaan serta pemikiran
orang lain. Keyakinan yang umumnya berada dalam dirinya adalah : Aku
berhak atas apapun yang aku mau, aku adalah orang yang khusus, orang
lain harus patuh padaku, aku tau apa yang aku inginkan, orang lain tidak
bisa dipercaya, aku harus dimengerti, aku merasa diterima saat orang
lain patuh padaku, dan aku hanya berharga saat orang tunduk pada
kemauanku.
sumber :http://ulfiarahmi.wordpress.com/2012/07/28/sebelas-jebakan-kehidupan-lifetraps/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar