Selasa, 16 September 2014

Tafsir Quote Pidi


Sudah lama tidak menyapa kata, mengasah pikiran lewat tulisan, blog sayapun teronggok di pinggiran halaman titikblog. Saya begitu sibuk dengan kesantaian sehingga keisengan saya yang lain terabaikan untuk sementara waktu. 

Well here i am now try to spill something on a note
 
Saat ini, untuk kedua kalinya saya ingin membahas sang manusia super H. Pidi Baiq. Dalam tulisan pertama (Pidiesme) saya menilai seorang Pidi Baiq dari bentuk luarnya. Sekarang, saya akan mencoba mengkaji bagian dalam manusia yang sampai detik ini masih menginspirasi banyak orang. Bukti paling real bahwa beliau menginspirasi orang lain datang dari sahabat saya sendiri, sebut saja Mitra Kencana Purba.  Mitra bersama istrinya yang biasa dipanggil Sinta begitu mengidolakan pidi baiq dan teh rosi sampai pasangan ini mengaplikasikan apa yang dilakukan surayah suribu dalam kehidupan pribadi mereka, hal positif dan normal tentunya. Kalau dalam hal kelakuan diluar nalar hanya orang berwawasan luas, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, menguasai psikologis lingkungan dan manusianya, serta mempunyai keberanian yang datang dari rasa peduli sesama seperti pidi baiq saja yang bisa melakukan.

Setelah seringkali berkomunikasi dengan Pidi Baiq baik dua arah ataupun satu arah dengan membaca tulisan-tulisannya, saya bisa menyimpulkan pidi adalah manusia super kacau, cerdas, senang berbagi, rendah hati, baik hati, dan rajin shalat (mungkin mudah-mudahan). Semua itu bisa dibuktikan dengan membaca karya yang katanya berdasarkan kisah nyata atau dilihat dari kesehariannya secara langsung. Tapi saya rasa tanpa dijelaskanpun, sepuluh ribu orang yang mengenalnya paham akan hal itu.

Sebelum tergerak menulis tentang mantan pengajar filsafat seni di Villa Merah untuk kali kedua, terlebih dahulu saya harus bertemu dengan orang lain yang hampir sejalan dengan beliau, terutama mengenai pola pikir dan keyakinan yang mendasari kehidupan manusia secara umum. Orang-orang yang intens berkomunikasi dengan saya saat ini adalah manusia biasa secara status sosial, namun tidak biasa dalam hal pemikiran terutama tentang kehidupan, baik yang nyata secara visual maupun yang hanya bisa terasa secara spiritual (hakekat).

Pidi Baiq termasuk penulis produktif, beliau sudah menciptakan banyak karya berupa buku dan lagu. Ratusan quote yang terinspirasi dari apa saja yang beliau lihat, rasa, atau alami mudah ditemukan di internet. Dulu pidi seorang pengguna setia multiply, tapi karena multiply sudah berubah haluan menjadi e-commerce maka bermigrasilah beliau ke  ayahpidibaiq.blogspot.com. 

Sama seperti karyanya yang lain, quote-quote hasil pemikiran pidi lucu bahkan kadang absurd lalu bergerak radikal melawan mainstream. Untuk penganut pemula sekte pidi baiq mungkin akan berhenti ditahapan lucu kemudian tertawa terbahak-bahak dan akhirnya Pipidieun. Tapi bagi mereka yang sudah ‘mengerti’ pidi, akan mengkaji segala sesuatu yang keluar dari pemikirannya. Dan inilah yang akan saya coba lakukan, mereview beberapa quote beliau lalu secara sok tahu akan menafsirkannya, tafsiran versi saya pribadi tentunya. Tapi sebelum menyimak apa yang akan saya bahas, sebaiknya letakkan dulu seragam kehidupan sosial, tekan ego kesukuan, juga kendalikan fanatisme keagamaan agar semuanya berjalan tertib, aman, dan lancar. Lebih dari itu saya ingin minta maaf kepada H. Pidi Baiq bila dalam tulisan ini terdapat banyak kealpaan.

Dan mari kita mulai…

  1. Bahkan seorang pemabuk adalah guru bagiku, ketika dia teler dan nyungsep di comberan, dia mengajarkan aku untuk jangan jadi pemabuk.
Mungkin apa yang pidi coba sampaikan melalui quote ini adalah manusia harus terbiasa mengosongkan hati sehingga bisa mendapatkan ilmu atau pelajaran dari sesuatu yang tak terduga. Quote pertama ini menunjukkan bahwa pidi baiq adalah orang yang terbuka, tidak membeda-bedakan manusia dari tampilan luarnya saja. Selain itu beliau juga tidak menganggap sesuatu yang keluar dari orang yang dalam keadaan tidak biasa adalah hal biasa, meskipun secara kasat mata orang itu berkelakuan negatif. Hal ini mungkin didasari pemahaman mendalam beliau tentang ilmu bisa didapatkan dari mana saja dan siapa saja. Manusia yang bersih pikiran, badan, dan hatinya akan mendengarkan nasihat positif dari siapa saja. Kadang ego manusia mengatakan “kenapa saya harus melakukan kata-kata seorang pemabuk”, padahal yang harus diperhatikan adalah kata-katanya bukan orangnya. Tidak menutup kemungkinan hal positif  berasal dari raga negatif. Manusianya salah belum tentu  perkataanya juga salah. Tidak jauh berbeda pengertiannya dengan kita sebagai manusia yang bisa menasehati orang lain padahal sebenarnya kita juga belum mampu melakukannya. Apakah salah? Saya rasa tidak karena selama hidupnya manusia tidak akan pernah berhenti belajar, hanya masalah waktu saja sampai kita sendiri mengerti dan bisa. “Pemabuk bisa nyungsep di comberan”, itu hal negatif yang bisa menjadi bahan pelajaran.

  1. Kewarganegaraan adalah urusan administrasi, guru adalah status administrasi, suami atau istri adalah status administrasi yang mempunyai hak dan kewajiban. Kadang manusia melupakan manusianya sendiri.
Pidi pernah berkata “Kalau saya bermain terus dalam tataran status, maka setiap hari  saya akan bertengkar dengan istri saya karena dia Unpad dan saya ITB, dia istri dan saya suami sang kepala rumah tangga”. Kalau manusia selalu ingat akan siapa dirinya maka tidak akan ada disparitas gender apalagi membeda-bedakan satu manusia dengan yang lain. Bukankah kehidupan akan lebih terasa bermakna apabila manusia saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Kaya/miskin, direktur/office boy, pejabat/ masyarakat adalah status administrasi dan semuanya adalah manusia yang pada awal diciptakan Tuhan berada dalam strata yang sama. Manusia sendiri yang membeda-bedakan dirinya, bukan Tuhan.  Bukankah quote ini menandakan seseorang yang selalu ingat bahwa dirinya adalah manusia dan itu tidak mudah.

  1. Bukan kampusnya yang harus kau junjung tapi ilmu pengetahuannya yang harus kau sampaikan. Bukan Islamnya yang harus jaya tapi tujuan diturunkannya agama itu yang harus kau sebarkan. Apabila seseorang menjelekkan agama lain maka sama saja menghina agamanya sendiri.
Quote ketiga ini harus dicerna dan dipahami dengan baik, karena kalau tidak yang pertama kali muncul adalah sentimen negatif yang berasal dari suudzon atau pikiran jahat yang belum tentu benar. Melalui perkataanya ini Pidi Baiq bisa dituduh sebagai seorang pluralis atau liberalis. Karena itu diawal saya katakan lepaskan dulu seragam kehidupan sosial, tekan ego kesukuan, serta kendalikan fanatisme keagamaan. Pidi baiq adalah manusia berpendidikan dan beragama, karena itu saya yakin beliau tidak akan asal mengucap sesuatu tanpa dasar pemahaman yang kuat. Berdasarkan keterangan yang saya ketahui, semua agama yang diturunkan Tuhan adalah benar dan seorang muslim biasanya meyakini bahwa Islam merupakan penyempurna. Jika sudah mendalami hal ini maka pemikiran negatif atau sifat egosentris dan cauvinisme akan tergerus dengan sendirinya. Sebagai manusia, menjalani hidup akan terasa lebih ringan apabila dituntun/dibawa oleh ilmu dan ilmu tersebut adalah agama. Cara terbaik untuk membuat sesuatu menjadi besar adalah dengan membuat orang paham dengan apa yang akan didapatkan apabila menggunakan sesuatu tersebut dengan benar. Tidak perlu berteriak bahwa kita merupakan pembela agama tertentu karena bukankah yang seharusnya terjadi adalah agama yang membela, menuntun, dan mengajari kita. Dan hal ini harus didasari terlebih dahulu oleh pemahaman yang kuat, dalam, serta tidak setengah-setengah. Pidi Baiq seorang muslim dan saya rasa beliau adalah orang yang sudah “MENGERTI”.  “Justru kalau agamamu kuat, kau akan menghormati agama orang lain” (PB).

  1. Jika kalian benar maka jangan merasa paling benar. Dan jika aku salah akupun tidak akan merasa paling salah.
Permainan kata yang menarik dan penuh makna. Secara sepintas saja sudah bisa disimpulkan bahwa quote ini benar, terutama dalam etika bersosialisasi. Kita sebagai manusia tidak berhak menuduh orang lain salah atau menganggap diri sendiri benar ataupun sebaliknya. Benar dan salah adalah kepunyaan Allah, menentukan sesuatu benar atau salah adalah hak preyogatif Allah. Manusia memang berkewajiban mengingatkan orang lain apabila sifat dan sikap orang itu merugikan sesama mahluk tapi tidak untuk  menyalahkan. Walaupun  ada aturan yang bernama hukum memperbolehkan seseorang memutuskan bersalah atau tidaknya seseorang. Tetap saja harus diperhatikan hukum mana yang benar-benar adil, hukum produk manusia atau ketentuan Tuhan yang diturunkan melalui agama, nabi dan rasul, serta kitab suci?. Tapi lagi-lagi pemahaman yang dangkal akan berakibat fatal karena pengertian orang yang mengerti tipis saja jaraknya dengan humanis, pluralis, atau liberalis, tipis tapi sangat jauh berbeda dari segi memahami sesuatu. 

  1. Aku tahu aku tidak dapat mengubah kehidupan, tapi mungkin aku bisa mengubah cara pandangku terhadap kehidupan.
Dalam hidup, progress dari kualitas kehidupan dan kepribadian seorang manusia ditentukan oleh dua hal, yaitu faktor eksternal dan internal. Mengacu pada quote ke lima ini, manusia tidak akan pernah bisa mengubah sesuatu diluar dirinya tanpa mengubah dirinya sendiri. Faktor eksternal tidak bisa kita paksakan untuk menjadi sesuai dengan maksud dan tujuan kita, tapi faktor internal bisa kita kontrol dan rubah arahnya guna meningkatkan kualitas diri dan menarik faktor eksternal agar bisa sejalan dengan apa yang diinginkan. Quote ini berkaitan dengan salah satu perkataan pidi yang lain yaitu “Manusia selalu menganggap sesuatu diluar dirinya lebih besar sehingga dikontrol oleh hal itu”. Padahal Tuhan berada dekat sekali dengan manusia, tetapi sering diabaikan sehingga menimbulkan mindset bahwa kita (manusia) lebih kecil dari hal yang ada diluar diri.

  1. Di saat kunikmati, hidup ini indah. Dan langsung pusing ketika mulai kupikirkan
Orang-orang muda jaman dulu yang sekarang sudah menjadi tua pernah mengatakan bahwa hidup harus dijalani bukan dipikirkan. Dengan kata lain yang lebih keren do more and talk less. Analoginya, anggaplah hidup ini sebuah pekerjaan, bila hanya dipikirkan dan tidak dilakukan maka pekerjaan tersebut tidak akan pernah selesai, sekecil apapun bentuknya. Bila terus dipikirkan maka yang muncul hanya keraguan dan sifat malas untuk mengerjakan. Tapi bila pekerjaan itu dinikmati dan dijalankan maka waktu seakan bergerak lebih cepat dan pekerjaanpun selesai dengan hasil memuaskan, dan itulah cara terbaik menjalani kehidupan

  1. Terus terang, kalau aku pulang, tempatnya di atas pelangi yang indah, Tuhan, saya masih ingin disini menemani ibu.
Katanya quote ini diciptakan ketika pidi masih SMA dan langsung membuat saya merinding. Ternyata orang ini sudah mampu memikirkan hal berat semenjak ABG. Dari quote ini saya menggaris bawahi kalimat kalau aku pulang, kenapa tidak menggunakan kata mati atau meninggal saja yang lazim digunakan?. Berdasarkan pemahaman yang saya bisa dapatkan, ketika manusia habis kontraknya untuk menempati bumi yang indah maka dia akan mati secara lahiriah dan ruh nya pulang menemui sang pencipta. Jasadnya rusak tetapi pengisinya utuh ketika kembali kepada yang memilikinya. Manusia diberikan kehidupan untuk mengumpulkan tabungan sebanyak-banyaknya untuk ongkos dan persediaan pulang ke rumah abadi. Mungkin saya berlebihan, karena bisa saja pidi menulis pulang karena dia ingin tapi ini tafsir  versi saya jadi tidak ada masalah.

Tujuh quote ini tidak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan jumlah ‘muntahan’ seorang Pidi, tidak akan memiliki makna bila membacanya disertai dengan rasa iri, dengki, atau emosi. Keep Calm & Kosongkan Hati.

Rizza Hujan






2 komentar:

  1. Menarik. Tapi sudut pandangnya masih "pipidieun". :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya memang penganut sekte pidi senior. Mendinglah daripada senior alay :p

      Hapus