Sudah lama tidak menyapa kata, mengasah pikiran lewat
tulisan, blog sayapun teronggok di pinggiran halaman titikblog. Saya begitu
sibuk dengan kesantaian sehingga keisengan saya yang lain terabaikan untuk
sementara waktu.
Well here i am now try to spill something on a
note.
Saat ini, untuk kedua kalinya saya ingin membahas sang
manusia super H. Pidi Baiq. Dalam tulisan pertama (Pidiesme) saya menilai seorang
Pidi Baiq dari bentuk luarnya. Sekarang, saya akan mencoba mengkaji bagian
dalam manusia yang sampai detik ini masih menginspirasi banyak orang. Bukti
paling real bahwa beliau
menginspirasi orang lain datang dari sahabat saya sendiri, sebut saja Mitra
Kencana Purba. Mitra bersama istrinya yang
biasa dipanggil Sinta begitu mengidolakan pidi baiq dan teh rosi sampai pasangan
ini mengaplikasikan apa yang dilakukan surayah suribu dalam kehidupan pribadi
mereka, hal positif dan normal tentunya. Kalau dalam hal kelakuan diluar nalar
hanya orang berwawasan luas, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, menguasai
psikologis lingkungan dan manusianya, serta mempunyai keberanian yang datang
dari rasa peduli sesama seperti pidi baiq saja yang bisa melakukan.
Setelah seringkali berkomunikasi dengan Pidi Baiq baik dua arah
ataupun satu arah dengan membaca tulisan-tulisannya, saya bisa menyimpulkan pidi
adalah manusia super kacau, cerdas, senang berbagi, rendah hati, baik hati, dan
rajin shalat (mungkin mudah-mudahan). Semua itu bisa dibuktikan dengan membaca
karya yang katanya berdasarkan kisah nyata atau dilihat dari kesehariannya
secara langsung. Tapi saya rasa tanpa dijelaskanpun, sepuluh ribu orang yang mengenalnya
paham akan hal itu.
Sebelum tergerak menulis tentang mantan pengajar filsafat seni di Villa
Merah untuk kali kedua, terlebih dahulu saya harus bertemu dengan orang lain
yang hampir sejalan dengan beliau, terutama mengenai pola pikir dan keyakinan
yang mendasari kehidupan manusia secara umum. Orang-orang yang intens
berkomunikasi dengan saya saat ini adalah manusia biasa secara status sosial, namun
tidak biasa dalam hal pemikiran terutama tentang kehidupan, baik yang nyata secara
visual maupun yang hanya bisa terasa
secara spiritual (hakekat).
Pidi Baiq termasuk penulis produktif, beliau sudah menciptakan banyak karya
berupa buku dan lagu. Ratusan quote yang
terinspirasi dari apa saja yang beliau lihat, rasa, atau alami mudah ditemukan
di internet. Dulu pidi seorang pengguna setia multiply, tapi karena multiply
sudah berubah haluan menjadi e-commerce
maka bermigrasilah beliau ke
ayahpidibaiq.blogspot.com.
Sama seperti karyanya yang lain, quote-quote hasil pemikiran pidi lucu bahkan kadang absurd lalu bergerak radikal melawan mainstream. Untuk penganut pemula sekte pidi
baiq mungkin akan berhenti ditahapan lucu kemudian tertawa terbahak-bahak dan
akhirnya Pipidieun. Tapi bagi mereka
yang sudah ‘mengerti’ pidi, akan mengkaji segala sesuatu yang keluar dari
pemikirannya. Dan inilah yang akan saya coba lakukan, mereview beberapa quote beliau
lalu secara sok tahu akan menafsirkannya, tafsiran versi saya pribadi tentunya.
Tapi sebelum menyimak apa yang akan saya bahas, sebaiknya letakkan dulu seragam
kehidupan sosial, tekan ego kesukuan, juga kendalikan fanatisme keagamaan agar
semuanya berjalan tertib, aman, dan lancar. Lebih dari itu saya ingin minta
maaf kepada H. Pidi Baiq bila dalam tulisan ini terdapat banyak kealpaan.
Dan mari kita mulai…
- Bahkan seorang pemabuk adalah guru bagiku, ketika dia teler dan nyungsep di comberan, dia mengajarkan aku untuk jangan jadi pemabuk.
Mungkin apa yang pidi coba sampaikan
melalui quote ini adalah manusia
harus terbiasa mengosongkan hati sehingga bisa mendapatkan ilmu atau pelajaran
dari sesuatu yang tak terduga. Quote
pertama ini menunjukkan bahwa pidi baiq adalah orang yang terbuka, tidak
membeda-bedakan manusia dari tampilan luarnya saja. Selain itu beliau juga
tidak menganggap sesuatu yang keluar dari orang yang dalam keadaan tidak biasa
adalah hal biasa, meskipun secara kasat mata orang itu berkelakuan negatif. Hal
ini mungkin didasari pemahaman mendalam beliau tentang ilmu bisa didapatkan
dari mana saja dan siapa saja. Manusia yang bersih pikiran, badan, dan hatinya
akan mendengarkan nasihat positif dari siapa saja. Kadang ego manusia mengatakan
“kenapa saya harus melakukan kata-kata seorang pemabuk”, padahal yang harus
diperhatikan adalah kata-katanya bukan orangnya. Tidak menutup kemungkinan hal
positif berasal dari raga negatif.
Manusianya salah belum tentu perkataanya
juga salah. Tidak jauh berbeda pengertiannya dengan kita sebagai manusia yang bisa
menasehati orang lain padahal sebenarnya kita juga belum mampu melakukannya.
Apakah salah? Saya rasa tidak karena selama hidupnya manusia tidak akan pernah
berhenti belajar, hanya masalah waktu saja sampai kita sendiri mengerti dan
bisa. “Pemabuk bisa nyungsep di comberan”, itu hal negatif yang bisa menjadi
bahan pelajaran.
- Kewarganegaraan adalah urusan administrasi, guru adalah status administrasi, suami atau istri adalah status administrasi yang mempunyai hak dan kewajiban. Kadang manusia melupakan manusianya sendiri.
Pidi pernah berkata “Kalau saya
bermain terus dalam tataran status, maka setiap hari saya akan bertengkar dengan istri saya karena
dia Unpad dan saya ITB, dia istri dan saya suami sang kepala rumah tangga”.
Kalau manusia selalu ingat akan siapa dirinya maka tidak akan ada disparitas
gender apalagi membeda-bedakan satu manusia dengan yang lain. Bukankah
kehidupan akan lebih terasa bermakna apabila manusia saling menghormati dan
menghargai satu sama lain. Kaya/miskin, direktur/office boy, pejabat/ masyarakat adalah status administrasi dan
semuanya adalah manusia yang pada awal diciptakan Tuhan berada dalam strata yang sama. Manusia
sendiri yang membeda-bedakan dirinya, bukan Tuhan. Bukankah quote
ini menandakan seseorang yang selalu ingat bahwa dirinya adalah manusia dan itu
tidak mudah.
- Bukan kampusnya yang harus kau junjung tapi ilmu pengetahuannya yang harus kau sampaikan. Bukan Islamnya yang harus jaya tapi tujuan diturunkannya agama itu yang harus kau sebarkan. Apabila seseorang menjelekkan agama lain maka sama saja menghina agamanya sendiri.
Quote ketiga ini harus dicerna dan
dipahami dengan baik, karena kalau tidak yang pertama kali muncul adalah sentimen
negatif yang berasal dari suudzon
atau pikiran jahat yang belum tentu benar. Melalui perkataanya ini Pidi Baiq
bisa dituduh sebagai seorang pluralis atau liberalis. Karena itu diawal saya
katakan lepaskan dulu seragam kehidupan sosial, tekan ego kesukuan, serta kendalikan
fanatisme keagamaan. Pidi baiq adalah manusia berpendidikan dan beragama,
karena itu saya yakin beliau tidak akan asal mengucap sesuatu tanpa dasar
pemahaman yang kuat. Berdasarkan keterangan yang saya ketahui, semua agama yang
diturunkan Tuhan adalah benar dan seorang muslim biasanya meyakini bahwa Islam
merupakan penyempurna. Jika sudah mendalami hal ini maka pemikiran negatif atau
sifat egosentris dan cauvinisme akan tergerus dengan sendirinya. Sebagai
manusia, menjalani hidup akan terasa lebih ringan apabila dituntun/dibawa oleh
ilmu dan ilmu tersebut adalah agama. Cara terbaik untuk membuat sesuatu menjadi
besar adalah dengan membuat orang paham dengan apa yang akan didapatkan apabila
menggunakan sesuatu tersebut dengan benar. Tidak perlu berteriak bahwa kita merupakan
pembela agama tertentu karena bukankah yang seharusnya terjadi adalah agama
yang membela, menuntun, dan mengajari kita. Dan hal ini harus didasari terlebih
dahulu oleh pemahaman yang kuat, dalam, serta tidak setengah-setengah. Pidi Baiq
seorang muslim dan saya rasa beliau adalah orang yang sudah “MENGERTI”. “Justru kalau agamamu kuat, kau akan
menghormati agama orang lain” (PB).
- Jika kalian benar maka jangan merasa paling benar. Dan jika aku salah akupun tidak akan merasa paling salah.
Permainan kata yang menarik dan
penuh makna. Secara sepintas saja sudah bisa disimpulkan bahwa quote ini benar, terutama dalam etika
bersosialisasi. Kita sebagai manusia tidak berhak menuduh orang lain salah atau
menganggap diri sendiri benar ataupun sebaliknya. Benar dan salah adalah
kepunyaan Allah, menentukan sesuatu benar atau salah adalah hak preyogatif
Allah. Manusia memang berkewajiban mengingatkan orang lain apabila sifat dan
sikap orang itu merugikan sesama mahluk tapi tidak untuk menyalahkan. Walaupun ada aturan yang bernama hukum memperbolehkan
seseorang memutuskan
bersalah atau tidaknya seseorang. Tetap saja harus diperhatikan hukum mana yang
benar-benar adil, hukum produk manusia atau ketentuan Tuhan yang diturunkan
melalui agama, nabi dan rasul, serta kitab suci?. Tapi lagi-lagi pemahaman yang dangkal akan berakibat fatal
karena pengertian orang yang mengerti tipis saja jaraknya dengan humanis, pluralis,
atau liberalis, tipis tapi sangat jauh berbeda dari segi memahami sesuatu.
- Aku tahu aku tidak dapat mengubah kehidupan, tapi mungkin aku bisa mengubah cara pandangku terhadap kehidupan.
Dalam hidup, progress dari kualitas kehidupan dan kepribadian seorang manusia
ditentukan oleh dua hal, yaitu faktor eksternal dan internal. Mengacu pada quote ke lima ini, manusia tidak akan
pernah bisa mengubah sesuatu diluar dirinya tanpa mengubah dirinya sendiri.
Faktor eksternal tidak bisa kita paksakan untuk menjadi sesuai dengan maksud
dan tujuan kita, tapi faktor internal bisa kita kontrol dan rubah arahnya guna meningkatkan kualitas diri dan
menarik faktor eksternal agar bisa sejalan dengan apa yang diinginkan. Quote ini berkaitan dengan salah satu
perkataan pidi yang lain yaitu “Manusia selalu menganggap sesuatu diluar
dirinya lebih besar sehingga dikontrol oleh hal itu”. Padahal Tuhan berada
dekat sekali dengan manusia, tetapi sering diabaikan sehingga menimbulkan mindset bahwa kita (manusia) lebih kecil
dari hal yang ada diluar diri.
- Di saat kunikmati, hidup ini indah. Dan langsung pusing ketika mulai kupikirkan
Orang-orang muda jaman dulu yang
sekarang sudah menjadi tua pernah mengatakan bahwa hidup harus dijalani bukan
dipikirkan. Dengan kata lain yang lebih keren do more and talk less. Analoginya, anggaplah hidup ini sebuah
pekerjaan, bila hanya dipikirkan dan tidak dilakukan maka pekerjaan tersebut
tidak akan pernah selesai, sekecil apapun bentuknya. Bila terus dipikirkan maka
yang muncul hanya keraguan dan sifat malas untuk mengerjakan. Tapi bila
pekerjaan itu dinikmati dan dijalankan maka waktu seakan bergerak lebih cepat
dan pekerjaanpun selesai dengan hasil memuaskan, dan itulah
cara terbaik menjalani kehidupan.
- Terus terang, kalau aku pulang, tempatnya di atas pelangi yang indah, Tuhan, saya masih ingin disini menemani ibu.
Katanya quote ini diciptakan ketika
pidi masih SMA dan langsung membuat saya merinding. Ternyata orang ini sudah
mampu memikirkan hal berat semenjak ABG. Dari quote ini saya menggaris bawahi kalimat kalau aku pulang, kenapa tidak menggunakan kata mati atau meninggal
saja yang lazim digunakan?. Berdasarkan pemahaman yang saya bisa
dapatkan, ketika manusia habis kontraknya
untuk menempati bumi yang indah maka dia akan mati secara lahiriah dan ruh nya
pulang menemui sang pencipta. Jasadnya rusak tetapi pengisinya utuh ketika kembali
kepada yang memilikinya. Manusia diberikan kehidupan untuk mengumpulkan
tabungan sebanyak-banyaknya untuk ongkos dan persediaan pulang ke rumah abadi. Mungkin
saya berlebihan, karena bisa saja pidi menulis pulang karena dia ingin tapi ini
tafsir versi saya jadi tidak ada
masalah.
Tujuh quote ini
tidak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan jumlah ‘muntahan’ seorang Pidi, tidak akan
memiliki makna bila membacanya disertai dengan rasa iri, dengki, atau emosi.
Keep Calm & Kosongkan Hati.
Rizza Hujan
Menarik. Tapi sudut pandangnya masih "pipidieun". :p
BalasHapusSaya memang penganut sekte pidi senior. Mendinglah daripada senior alay :p
Hapus